
Luhut: Selama ini RI Hanya Gali-gali dan Ekspor!

Jakarta, CNBC Indonesia - Energi Baru Terbarukan (EBT) menjadi tren dunia saat ini. Seiring berkembangnya EBT energi berbasis fosil mulai ditinggalkan.
Indonesia memiliki keduanya. Potensi besar energi baru tebarukan dan energi tidak terbarukan.
Melihat kondisi ini Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan sebagai negara yang kaya dengan bahan mineral dan sumber energi tidak terbarukan dan terbarukan, Indonesia harus bisa mengoptimalkan sumber daya alam (SDA) tersebut dengan meningkatkan nilai tambah sebesar-besarnya.
Peningkatan nilai tambah atau hilirisasi selama ini belum diperhatikan. Karena selama ini yang dikakukan hanya menggali dan menjual saja.
"Selama ini Indonesia memiliki semua bahan-bahan baku, kita yang tidak pernah memperhatikan ini, hanya gali-gali dan ekspor. Berbagai jenis base metal memiliki peran tersendiri dalam aktivitas konstruksi dan industri. Ini peluang kita untuk menggerakkan ekonomi dalam negeri," ujar Menko Luhut sebagaimana dikutip dari website Kemenko Maritim, Rabu, (28/10/2020).
Lebih lanjut Luhut mengatakan, dengan adanya inventarisasi dan strategi hilirisasi sumber daya mineral yang dimiliki Indonesia, maka akan sangat mudah mengelola dan memanfaatkannya untuk kepentingan dan kemajuan bagi Tanah Air, terutama di sektor industri dan energi.
Menurutnya perubahan transisi ke low carbon saat ini dan masa mendatang tidak akan terelakkan serta semakin nyata. Hal ini terlihat dari permintaan pasar yang sudah semakin mementingkan aspek lingkungan dari sebuah produk. Oleh karena itu minat dan keinginan investor untuk mengembangakan green product ini sangat tinggi.
"Saya melihat di market ini, mereka juga pengen supaya lingkungannya bagus, jadi low carbon energy itu mereka lihat. Sehingga China, Austalia, Jepang melihat peluang investasi dengan membuat hydropower di Kalimantan Utara dan Papua," jelas Luhut.
Luhut menyebut potensi hydropower yang melahirkan green product akan dibutuhkan negara maju sehingga Indonesia bergerak kearah sana. Dia meminta kepada pihak-pihak yang kompeten dalam bidang ini, agar bisa mencari cara pemanfaatan energi ini menjadi efisien.
"Saya minta ITB, UGM betul-betul melakukan studi ini, nanti pemerintah akan dorong membiayai ini. Presiden memberikan green light untuk ini. Jadi kita mapping hilirisasi mineral di Indonesia dalam pengembangan energi baru, kita lihat dari timah, biji besi, katoda, alumunium, tembaga, bayangkan kita ada semuanya, selama ini kita ekspor-ekspor saja. Saya lapor presiden kalau nggak sekarang, kapan lagi," sebutnya.
Kemenko Marves, imbuh Luhut, saat ini sudah membuat dan menyusun strategi hilirisasi sumber daya alam Indonesia guna mengantisipasi trend low carbon dan akan disempurnakan secara berkala dengan melibatkan berbaga pihak, terutama akademisi. Selain itu, lokasi pengembangan hilirisasi diarahkan di lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk mengoptimalkan insentif dan integrasi hilirisasi produk turunan.
"Ini mulai pengurangan pph, pajak, impor, dan seterusnya," ungkapnya.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Video: Luhut Muncul di Istana, Terharu & Teteskan Air Mata!