Sekelompok warga berunjuk rasa memprotes kebrutalan polisi di kota Lagos, Nigeria. Presiden Nigeria Muhammadu Buhari mengatakan, total 69 orang tewas dalam aksi protes menentang kebrutalan polisi di negaranya hingga Jumat, (23/10/2020). Pernyataan disampaikan saat massa bersenjatakan tongkat dan pisau memblokade sejumlah ruas jalan utama di Lagos. (AP/Sunday Alamba)
Dilansir dari laman The National pada Sabtu, (24/10/2020), Buhari menyampaikan data terbaru mengenai jumlah korban tewas dalam pertemuan virtual dengan jajaran petinggi keamanan Nigeria. (AP/Sunday Alamba)
Aksi protes di Nigeria dimulai pada 7 Oktober lalu. Kala itu, pengunjuk rasa yang didominasi pemuda mendorong pembubaran Pasukan Anti-Perampokan Khusus (SARS)- salah satu unit di Kepolisian Nigeria. (AP/Sunday Alamba)
Namun ketegangan melonjak pada Selasa malam kemarin, usai sekitar 1.000 demonstran ditembak pasukan keamanan tanpa peringtan terlebih dahulu di Lekki Toll Plaza di Lagos, kota terbesar di Ngeria. Sejak saat itu komunitas internasional menyerukan investigasi transparan dan menyeluruh terhadap insiden tersebut. (AP/Sunday Alamba)
Sejak Selasa, unjuk rasa di Nigeria semakin diwarnai aksi kekerasan. Banyak pedemo yang merusak kantor polisi, gedung pengadilan, stasiun televisi dan juga hotel. (AP/Sunday Alamba)
Saat berpidato nasional pada Kamis kemarin, Buhari tidak menyinggung mengenai penembakan di Lagos. Namun ia mengingatkan para pengunjuk rasa untuk tidak dimanfaatkan "elemen-elemen subversif" yang dapat mengganggu "keamanan nasional." (AP/Sunday Alamba)
Menurut keterangan juru bicara kepresidenan, sebagian besar orang yang tewas dalam insiden di Lagos pada Selasa kemarin adalah warga sipil. Sisanya adalah beberapa polisi dan prajurit Nigeria. (AP/Sunday Alamba)
Dari total korban tewas di Lagos, 51 adalah warga sipil, 11 dari jajaran kepolisian, dan tujuh prajurit. Penembakan di Lagos juga melukai sekitar 37 warga. (AP/Sunday Alamba)