
Lockdown Malaysia Cs Vs PSBB RI: Lockdown Ekonomi Minus Dalam

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan kontraksi ekonomi di Indonesia akibat pandemi virus corona (Covid-19) tidak separah negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura dan lainnya.
"Perekonomian kita terkontraksi di kuartal II, yaitu -5,3%. Tapi yang tadi disampaikan, kontraksi ini tidak hanya terjadi di Indonesia, tetapi juga di 215 negara di dunia," kata Airlangga dalam webinar Kompas Talks bersama Kagama dengan tema Strategi Indonesia Keluar dari Pandemi: Peta Jalan Ekonomi, Sabtu (24/10/2020).
Airlangga memaparkan negara-negara tetangga di ASEAN, seperti di Malaysia, berkontraksi lebih dalam, yakni -17% di Q2. Sementara Singapura bahkan berkontraksi -12,6% di kuartal yang sama. Kemudian kontraksi paling dalam ada di India dengan -23,9%.
"Kebijakan yang diambil Indonesia dan negara lain cukup berbeda, dimana negara lain memberlakukan aturan lockdown, sementara kita melakukan aturan PSBB," katanya.
"PSBB ini membuka 11 sektor tetap bergerak. Dengan demikian, perekonomian tidak seluruhnya turun," katanya.
Meskipun Airlangga mengakui, meskipun beberapa sektor perekonomian tetap berjalan, konstruksi rumah tangga drop, demikian pula dengan investasi di keluarga atau rumah tangga yang turun. Tidak ketinggalan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) juga turun, termasuk ekspor-impor.
"Hampir seluruhnya terjadi kontraksi karena terjadi demand shock yang berimbas kepada supply. Namun Indonesia diprediksi oleh berbagai lembaga yoy di Desember, IMF memprediksi -0,3%; World Bank 0%; IDB -1%; OECD -3%," lanjutnya.
"Sedangkan proyeksi (untuk Indonesia) di 2021, seluruhnya positif. IMF prediksi 6,1%; World Bank 4,8%; IDB 5,3%; OECD 5,3%," katanya.
Airlangga menjelaskan pemerintah memperkirakan akhir tahun 2020 Indonesia dapat masuk dalam zona range antara -1,7% sampai 0,6%, dengan tahun 2021 depan memperkirakan ekonomi tumbuh mencapai 4,5% sampai 5,5%.
"Kalau kita bicara memang 215 negara dalam kondisi resesi, namun Indonesia melihat bahwa kita sudah masuk bottom-nya Q2, dan kita berharap Q3 lebih baik, mungkin antara range dari -3% sampai 0%, tetapi nanti di Desember kita berharap -1,7% sampai +0,6%," tukasnya.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cerita Awal Pandemi, Jokowi Sampai Semedi 3 Hari