
Utang Jepang Hingga Malaysia Meroket Gegara Covid-19, RI Juga

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, semua negara di dunia menderita pukulan yang brutal ke sektor ekonomi akibat pandemi Covid-19. Hal itu terjadi di semua negara tanpa terkecuali baik negara berkembang maupun negara maju.
Maka, untuk mengurangi tekanan ini maka semua negara melakukan pelebaran defisit fiskalnya sehingga berdampak pada kenaikan tingkat utang.
"Jadi kalau kita lihat, semua negara terjadi kenaikan sangat tinggi utangnya," ujarnya melalui video conference, Senin (19/10/2020).
Ia pun memerinci proyeksi defisit fiskal negara di dunia maju yang mempengaruhi tingkat rasionya. Amerika Serikat defisit 18,7% di tahun ini dan di tahun depan 8,7%. Ini membuat rasio utangnya juga naik dari 131,2% di tahun ini menjadi 133,6% di 2021.
Jerman tahun ini defisitnya diproyeksi 8,2% dan 3,2% di tahun depan. Rasio utang Jerman juga meningkat menjadi 73,3% di tahun ini dan 72,2% di tahun depan.
Perancis dari 10,8% di tahun ini menjadi 6,5% di tahun depan. Rasio utang meningkat dari 118,7% di tahun ini menjadi 118,6% di tahun depan.
Selanjutnya, Italia tahun ini defisitnya diproyeksi 13% dan tahun depan 6,2%. Rasio utangnya sebesar 161,8% di tahun ini dan 158,3% di 2021.
Jepang defisitnya tahun ini 14,2% dan tahun depan 6,4%. Rasio utangnya tercatat paling tinggi yakni 266,2% di tahun ini dan 264% di tahun depan.
Inggris, defisitnya 16,5% di tahun ini dan 9,2 di tahun depan. Rasio utangnya 108% di tahun ini dan 111,5% di tahun depan.
Kanada defisit tahun ini 19,9% dan tahun depan 8,7%. Rasio utangnya 114,6% di tahun ini dan 115% di tahun depan.
"Proyeksi defisit di negara maju lainnya seperti Perancis, Italia, Inggris, Kanada di atas 10%. Bahkan Kanada yang biasanya sangat cukup prudent pun mencapai defisit hampir mendekati 20%," kata dia.
Sementara di negara berkembang, seperti China defisitnya tahun ini 11,9% dan tahun depan masih 11,8%. Tingkat rasio utang 61,7% tahun ini dan tahun depan 66,5%. Kemudian tertekan paling dahsyat adalah India rasio utangnya meningkat di tahun ini 89,3% dna tahun depan 89,9%.
Lalu Malaysia rasio utangnya tahun ini 67,6% dan tahun depan 66%, Thailand tahun ini 50,4% rasio utangnya dan tahun depan 66%. Selanjutnya Filipina rasio utangnya tahun ini 48,9% dan tahun depan 52,5% dan tak terkecuali Indonesia yang rasio utangnya melonjak tajam jadi 38,5% di tahun ini dan 41,8% di tahun depan.
"Indonesia alami tekanan yang sama karena kita lakukan countercyclical," jelasnya.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sri Mulyani Beri Jawaban ke Mereka yang Nyinyir Soal Utang