Waspada! Klaster Demo Bisa Membengkak 2-3 Minggu ke Depan

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
13 October 2020 20:38
Wiku Adisasmito juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Corona memberi Keterangan Pers Juru Bicara terkait Update Data Covid-19 Nasiona. (Youtube/Sekretariat Presiden)
Foto: Wiku Adisasmito juru bicara gugus tugas percepatan penanganan Corona memberi Keterangan Pers Juru Bicara terkait Update Data Covid-19 Nasiona. (Youtube/Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia- Satgas Penanganan Covid-19 menyayangkan adanya klaster demo dari hasil aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law pekan lalu. Dari pantauan aksi minggu lalu, ada dua kelompok utama yang melakukan aksi unjuk rasa yakni mahasiswa dan buruh.

Juru Bicara sekaligus Ketua Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan dari masa yang diamankan pihak kepolisian di beberapa provinsi, ada 21 demonstran di Sumatera Utara yang reaktif dari 253 orang. Kemudian ada 34 orang demonstran reaktif dari 1192 di DKI Jakarta, 24 orang reaktif dari 650 orang di Jawa Timur, 30 orang reaktif dari 261 di Sulawesi Selatan, 13 orang reaktif dari 39 orang di Jawa Barat, dan 1 orang reaktif dari 95 orang di DI Yogyakarta. Selain itu adapula hasil testing di Jawa Tengah yang masih dalam tahap konfirmasi.

"Ini merupakan contoh gunung es, dari hasil pemeriksaan yang contoh kecil, virus ini bisa menyebar dengan cepat dan luas. Angka ini akan meningkat 2-3 minggu ke depan, karena peluang penularan Covid-19 dari demonstran satu ke demonstran lainnya," kata Wiku, Selasa (13/10/2020).

Dia mengatakan sebagai antisipasi adanya aksi lanjutan, Satgas menghimbau agar pihak universitas yang mahasiswanya melakukan kegiatan tersebut untuk melakukan identifikasi dan tes. Jika ditemukan mahasiswa yang reaktif, maka dapat segera menelusuri kontak dekatnya dan menyiapkan lokasi untuk mahasiswa yang reaktif.

Sementara untuk kelompok buruh, Satgas meminta dibentuk Satgas di tingkat perusahaan. Dengan begitu selanjutnya dapat berkoordinasi dengan pemda setempat untuk screening buruh yang demo, dan dapat dilakukan tracing bagi yang reaktif.

"Kami juga minta TNI dan Polri untuk melakukan tes bagi para anggotanya yang bertugas mengamankan aksi pada minggu lalu. Jika ada yang reaktif segera tracing untuk memastikan kontak terdekat," kata Wiku.

Selain itu, untuk masyarakat yang anggota keluarganya mengikuti demo tersebut diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan jika mengalami gejala. Dengan begitu, dapat dipastikan status kesehatannya.

"Bagi masyarakat yang memilih demo, demo tidak akan kehilangan esensi jika kita damai dan patuh ada protokol kesehatan selama demo. Tetap #jagajarak, #cucitangan atau gunakan hand sanitizer saat demo adalah andil anda dalam pencegahan Covid-19," ujar Wiku.

Dia menegaskan pandemi ini mengharuskan masyarakat berpikir kritis setiap tindakan yang dilakukan, termasuk dalam kerumunan massa yang besar. Jangan sampai karena berkerumun lalu membawa pulang penyakit dan ancaman kematian pada keluarga.

"Dengan fluktuasi zona risiko, kami meminta daerah transparan dan apa adanya terkait penanganan covid-19 di wilayah masing2," katanya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular