Internasional

Maaf Mr Xi Jinping, Banyak Tak Suka Anda, 4 Negara vs China

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
08 October 2020 07:56
UN General Assembly Empty UN Photo Gallery

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga think tank nonpartisan asal Amerika Serikat (AS) Pew Research Center, menerbitkan hasil survei terbaru. Dalam laporan itu pandangan negatif tentang China telah meningkat dalam beberapa tahun terakhir di banyak negara maju.

Temuan ini muncul pada saat China mengadopsi pendekatan diplomatik yang lebih agresif terhadap komunitas internasional. China juga berada dalam sejumlah perselisihan dengan negara lain di berbagai bidang, mulai dari perdagangan hingga militer.

Sebagaimana dimuat South China Morning Post, ada sembilan negara dari 14 yang di survei, yang melihat China negatif di skala tertinggi. Mereka adalah Spanyol, Jerman, Kanada, Belanda, AS, Inggris, Korea Selatan, Swedia, dan Australia.



Persepsi terhadap China paling parah di Australia, di mana 81% responden mengatakan mereka melihat Negeri Tirai Bambu bukan yang mereka sukai. Di Inggris, sekitar 74% responden melihat China negatif sementara di AS angkanya menjadi 73%.

"Salah satu faktor yang paling mempengaruhi reputasi China di luar negeri adalah hadirnya virus corona (Covid-19) ... China telah melakukan pekerjaan yang buruk dalam menangani wabah tersebut," tulis media Hong Kong itu mengutip survei.


Virus dengan nama resmi SARS-Cov-2 ini pertama kali dilaporkan muncul Desember 2019 di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China tengah. Sejak itu menyebar ke seluruh dunia, merenggut lebih dari 1 juta nyawa.



China memang memberlakukan aturan ekstrem seperti penguncian (lockdown) kota untuk menahan wabah.Tetapi pemerintah China dikritik karena tidak bertindak cukup cepat dalam tanggapan awal terhadap wabah itu dan bahkan berusaha menutupi laporan awal kemunculan virus ini.

Belum ada komentar pejabat China mengenai masalah ini. Namun, dalam survei yang sama, 85$ responden juga menganggap AS jauh lebih buruk dalam penanganan corona.

Selain itu, survei tersebut juga menemukan bahwa ketidaksetujuan secara internasional terhadap Presiden China Xi Jinping telah mencapai 'tingkat historis' karena penanganan pandemi global Covid-19.

Jika ditarik rata-rata secara keseluruhan, ada 78% yang mengatakan hanya sedikit atau tidak percaya pada Xi untuk melakukan hal yang benar terkait urusan dunia.

Kurangnya kepercayaan terhadap Xi berada pada level tertinggi, kecuali di Jepang dan Spanyol. Namun, sebagian besar responden mengakui pencapaian ekonomi China, terutama dibanding Eropa, termasuk yang teratas.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri Mike Pompeo mengunjungi Tokyo untuk menyerukan kolaborasi yang lebih dalam. Bukan hanya ke Jepang, tapi ke negara yang tergabung dengan Quad lain yakni India dan Australia.

"Sebagai mitra di Quad ini, sekarang lebih penting daripada sebelumnya bahwa kami berkolaborasi untuk melindungi orang-orang dan mitra kami dari eksploitasi, korupsi, dan pemaksaan PKC (Partai Komunis China)," kata Pompeo dikutip AFP.

"Kami melihatnya di Laut Cina Selatan dan Timur, Mekong, Himalaya, Selat Taiwan."

Dalam wawancara dengan surat kabar Nikkei Jepang, Pompeo juga berbicara tentang memformalkan Quad. Bahkan kelompok ini akan diperluas dengan menambah sejumlah negara lain.

"Setelah kami melembagakan apa yang kami lakukan, kami berempat dapat mulai membangun kerangka keamanan yang benar," kata Pompeo.

AS sendiri bersitegang dengan China soal banyak hal. Mulai dari perdagangan dan elektronik, Hong Kong, Taiwan, Laut China Selatan hingga corona.

Jepang berkonflik soal kepemilikan Pulau Senkaku/Diaoyu sementara India panas dengan China dataran tinggi Ladakh. Australia juga mengalami boikot produk oleh China karena komentar soal corona.



Analis mengatakan pengelompokan formal yang dirujuk oleh Pompeo ini mungkin tidak akan pernah terbentuk, mengingat kebutuhan negara-negara di kawasan itu untuk menyeimbangkan hubungan mereka dengan China.

Tetapi ini bisa jadi peringatan bagi Beijing, bahwa Quad bisa saja akan menjadi NATO di Eropa yang menahan Uni Soviet.

Sebagian besar sekutu AS di Asia bergantung pada China untuk perdagangan.

China adalah tujuan utama ekspor Australia pada 2019, tujuan nomor dua untuk ekspor Jepang, dan tujuan nomor 3 untuk ekspor India, menurut statistik perdagangan Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) yang disusun oleh Refinitiv.



Menteri Luar Negeri Jepang Toshimitsu Motegi mengatakan setelah pembicaraan tersebut, negara-negara tersebut telah mengkonfirmasi bahwa mereka akan maju dengan pembicaraan praktis tentang infrastruktur, keamanan siber, dan bidang lainnya.



Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne mengatakan lingkungan strategis di Indo-Pasifik menjadi lebih kompleks, dan tekanan pada aturan yang mendukung stabilitas regional dapat merusak pemulihan dari pandemi Covid-19.

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular