
Belum Pulih, Mantan Menkeu: PDB RI di 2021 Hanya Tumbuh 3%

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi pada 2021 kemungkinan masih belum akan pulih. Diperkirakan pertumbuhan ekonomi RI hanya akan tumbuh pada kisaran 2,5% sampai 3%.
Ekonom Senior yang juga merupakan Menteri Keuangan RI periode 2013-2014, Chatib Basri menjelaskan, meskipun pertumbuhan ekonomi pada 2021 masih lebih baik jika dibandingkan tahun 2020, tapi ekonomi belum akan sepenuhnya pulih.
Pasalnya, tatanan kehidupan normal baru atau new normal kemungkinan masih akan berlaku hingga tahun 2021 atau sampai semua masyarakat Indonesia sudah melakukan vaksinasi Covid-19.
Di dalam kehidupan normal baru tersebut, masyarakat masih harus patuh terhadap protokol kesehatan. Tempat-tempat umum seperti mall, transportasi umum dan sebagainya masih harus akan dibatasi jumlah pengunjung dan penumpangnya. Artinya, ekonomi belum bisa beroperasi 100%.
"Karena yang namanya protokol kesehatan masih tetap ada. Misalnya mall atau toko. Kan restoran tidak boleh 100%, paling tinggi harus 50%. [...] Normalnya itu kalau 100% beroperasi tumbuhnya [ekonomi] 5%," jelas Chatib dalam webinar yang dilaksanakan oleh BCA, Selasa (6/10/2020).
"Katakanlah dengan health protocol in place kapasitasnya terbatas, dari 50% sampai 70% dari 5%, mungkin sekitar 2,5% sampai 3% [pertumbuhan ekonomi di 2021]," kata Chatib melanjutkan.
Dengan segela pertimbangan kehidupan normal tersebut, Chatib bahkan memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada kuartal IV-2020 masih sangat lemah.
Kendati demikian, meski 2021 pertumbuhan ekonomi belum pulih 100%, namun ekonomi akan masuk ke dalam zona positif. Chatib memproyeksikan pada 2022, ekonomi akan pulih dan pertumbuhan ekonomi bisa kembali pada kisaran 5%.
"Kuartal IV-2020 itu kansnya 50:50, mungkin dia 0% atau sedikit di bawah 0%. Tapi saya optimistis 2021 angkanya positif. Jadi kita punya pemulihan mungkin bentuknya seperti nike shoes," jelas Chatib.
"Full recover ekonomi di 2022. Saya percaya polanya di 2021 growthnya lebih baik dibandingkan 2020. Cuma belum kembali 100%," ujarnya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak