Internasional

Kim Jong Un Serukan 'Perang' 80 Hari, Ada Apa?

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
06 October 2020 15:07
kim jong un korea utara
Foto: CNBC

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemimpin Korea Utara (Korut) memerintahkan negerinya untuk 'perang' selama 80 hari. Bukan perang senjata melainkan perang melawan keterpurukan ekonomi di negeri itu.

Hal ini terungkap dalam pertemuan partai berkuasa, Partai Buruh, sebagaimana dilaporkan media pemerintah KCNA. Ini dilakukan jelang pertemuan Partai Buruh guna menyusun strategi ekonomi ke depan, Januari 2021.



Bukan hanya corona, ekonomi negara yang terisolasi itu juga lesu karena banjir yang menerjang bulan lalu. Belum lagi sejumlah sanksi karena pengembangan senjata nuklir yang dilakukan.

In this Saturday, Sept. 5, 2020, photo provided by the North Korean government, North Korea leader Kim Jong Un talks to officials as he visits a damaged area in the South Hamgyong province, North Korea, following a typhoon known as Maysak. Independent journalists were not given access to cover the event depicted in this image distributed by the North Korean government. The content of this image is as provided and cannot be independently verified. Korean language watermark on image as provided by source reads: Foto: Kim Jong Un tinjau area terdampak topan (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)
In this Saturday, Sept. 5, 2020, photo provided by the North Korean government, North Korea leader Kim Jong Un talks to officials as he visits a damaged area in the South Hamgyong province, North Korea, following a typhoon known as Maysak. Independent journalists were not given access to cover the event depicted in this image distributed by the North Korean government. The content of this image is as provided and cannot be independently verified. Korean language watermark on image as provided by source reads: "KCNA" which is the abbreviation for Korean Central News Agency. (Korean Central News Agency/Korea News Service via AP)



Ditulis AFP, 'perang' yang dimaksud ini akan memobilisasi semua orang di negara itu untuk bekerja ekstra. Termasuk melakukan tugas tambahan untuk negara.

Semua orang akan diawasi ketat dengan rezim, sebagai ukuran kesetiaan. Sebelumnya hal semacam ini kerap dikecam kelompok hak asasi manusia sebagai kerja paksa.



"Kita telah menunjukkan prestasi bersejarah ... di mana dengan berani mengatasi cobaan dan kesulitan berat, yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini," katanya ditulis Selasa (6/10/2020).

"Tetapi kami tidak boleh berpuas diri."

"Kita masih menghadapi tantangan yang tidak bisa diabaikan dan ada banyak tujuan yang harus kami capai dalam tahun ini."

Penggunaan terminologi militer seperti 'perang' dan 'pertempuran' adalah hal lazim di Pyongyang untuk menggambarkan perjuangan yang harus dilakukan rakyat. Namun biasanya, KCNA -menurut AFP- akan menulis kata 'kampanye' dalam rilis yang diartikan dalam bahasa Inggris.

Dalam data Tranding Economics, belum dilaporkan bagaimana ekonomi Korut sepanjang 2020 ini. Namun secara tahunan (YoY) di 2019, ekonomi hanya tumbuh 0,4%.

Sementara di 2018 ekonomi -4,1%. Di 2017, ekonomi -3,5%.


(sef/sef) Next Article Duh, Korut 'Diserang' Patah Hati Berjamaah karena Kim Jong Un

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular