
Pasien Covid-19 Sering Dapat Stigma Buruk di Masyarakat

Jakarta, CNBC Indonesia- Pasien penderita Covid-19 masih sering mendapatkan stigma buruk di masyarakat. Tidak jarang mereka yang pernah terpapar virus ini pun dijauhi.
Tim Pakar Satgas Penanganan Covid-19 Turro Wongkaren mengakui sebagian masyarakat harus mendapatkan pemahaman bahwa Covid-19 adalah penyakit dan bukan kutukan. Dia menegaskan harus disadari adalah penyakit ini berbahaya dan perlu menerapkan pola hidup bersih sehat.
"Justru yang sakit ini yang perlu dibantu, bayangkan kalau kita sakit dan kesulitan mendapatkan makanan dan tidak ada yang menolong. Ini perlu diingat covid-19 bukanlah kutukan dan kalaupun orang terkena covid-19 itu bukan akhir dunia," kata Turro, Kamis (01/10/2020).
Untuk beberapa waktu, menurutnya masyarakat harus hidup berdampingan dengan Covid-19, sehingga harus membiasakan diri karena mengubah cara hidup secara keseluruhan. Dia mencontohkan banyak berkegiatan di rumah, #cucitanganpakaisabun, #pakaimasker, dan pola hidup sehat.
"Yang harus diingatkan ini penyakit, sama seperti penyakit lainnya kalau ada yang kena jangan mereka dijauhi dan dikucilkan, dan jangan menyalahkan korbannya," kata dia.
Selain itu dengan adanya Satgas yang membidangi perubahan perilaku diharapkan bisa menjadi contoh yang baik dan benar-benar membawa perubahan di masyarakat. Turro mengatakan perubahan perilaku yang menurutnya pernah berhasil di masyarakat ada dua yakni program KB dan commuter line.
"Seperti kereta api Commuter Line, dulu ada yang naik hingga atas kereta sekarang tidak. Yang dibutuhkan adalah satu kata dalam melakukan ini semua, dan informasi yang benar," ujarnya.
Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan, mulai dari menegur masyarakat yang tidak menjalankan perubahan perilaku seperti memakasi masker, cuci tangan, dan menjaga jarak. Kemudian strategi memberikan insentif bagi yang sudah menjalankan, dapat juga juga dengan strategi hukuman.
"Kami harapkan punishment tidak perlu banyak digunakan. Kami mulai mengumpulkan influencer dan kepala stasiun tv supaya di masyarakat semua cara pandangnya sama. Role modelnya menggunakan perilaku sama dan memilih influence yang sangat berpengaruh mereka memberikan informasi dan mengingatkan," katanya.
(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 3 Tahun Pandemi, Negara & Wilayah Ini Tetap Nol Kasus Corona