Seorang prajurit Armenia menembakkan meriam ke arah Azerbaijan di Republik Nagorno-Karabakh, Azerbaijan, Selasa, (30/9/2020). Pertempuran antara Armenia dan Azerbaijan kembali meletus. Kedua negara bekas republik Uni Soviet di wilayah Kaukasus ini kembali berperang di wilayah Nagorno-Karabakh. (Sipan Gyulumyan/Armenian Defense Ministry Press Service/PAN Photo via AP)
Perang terjadi sejak Minggu (27/9/2020). Peperangan yang hingga kini terjadi telah memakan korban jiwa hampir 100 orang. (Sipan Gyulumyan/Armenian Defense Ministry Press Service/PAN Photo via AP)
Kedua negara tersebut juga pernah terlibat perang berdarah di wilayah yang sama pada akhir 1980-an dan awal 1990-an. Puluhan ribu orang tewas dan hingga satu juta orang mengungsi di tengah laporan pembersihan etnis dan pembantaian yang dilakukan oleh kedua belah pihak. (Sipan Gyulumyan/Armenian Defense Ministry Press Service/PAN Photo via AP)
Perundingan damai juga telah berlangsung, dengan dimediasi oleh Organisasi untuk Keamanan dan Kerja Sama di Eropa (OSCE) Minsk Group. Ini adalah sebuah badan yang dibentuk pada tahun 1992 dan diketuai oleh Prancis, Rusia, dan Amerika Serikat (AS). Namun sejauh ini perjanjian damai belum ditandatangani. Bentrokan terus berlanjut selama tiga dekade terakhir, dengan gejolak serius terakhir pada tahun 2016, ketika puluhan tentara di kedua negara tewas. (AP Photo/Aziz Karimov)
Sayangnya pada Minggu (27/9/2020) perang kembali meletus. Azerbaijan melancarkan serangan udara dan artileri sedangkan Armenia mengumumkan darurat militer dan memobilisasi penduduk laki-laki. (Armenian Foreign Ministry via AP)
Akibat perang tersebut sejumlah bangunan dan mobil rusak. Perang kedua negara menyalakan kembali kekhawatiran tentang stabilitas di Kaukasus Selatan. Apalagi ini adalah tempat koridor pipa yang membawa minyak dan gas ke pasar dunia. (AP Photo/Aziz Karimov)