Waduh! Diler Mobil Sepi Gara-gara Wacana Pajak 0%

Ferry Sandi, CNBC Indonesia
30 September 2020 10:30
Sales marketing menawarkan produk mobil di Tunas Daihatsu Tebet, Jakarta, Selasa (16/6). Pandemi corona membuat angka penjualan mobil di Indonesia mengalami penurunan drastis. Penjualan mobil bulan lalu anjlok hingga 95 persen bila periode yang sama tahun 2019.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) yang diperoleh detikOto dari PT Astra International Tbk, pada bulan kelima tahun 2020, industri otomotif hanya mampu mengirim 3.551 unit mobil baru. Angka ini merosot 95 % dibanding bulan Mei 2019, di mana saat itu mencapai 84.109 unit. Angka ini merupakan penjualan berupa wholesales atau distribusi dari pabrik ke dealer. Seperti diketahui, banyak pabrik otomotif di Indonesia yang berhenti produksi sementara di tengah pandemi COVID-19. Wajar jika distribusinya pada Mei 2020 anjlok drastis. Adapun mengatasi penurunan banyak pabrikan otomotif  menawarkan paket penjualan khusus demi mendongkrak penjualan. Rendi selaku supervisor di Tunas Daihatsu Tebet mengatakan
Foto: Penjualan Kendaraan (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Sekretaris Jenderal Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Sekjen Gaikindo) Kukuh Kumara menyebut pemerintah perlu memberikan keterangan resmi terkait relaksasi pajak mobil sebesar 0%. Pasalnya, banyak masyarakat yang saat ini menahan rencana membeli mobil baru karena berharap adanya 'diskon besar' dari relaksasi pajak tersebut.

"Dampaknya agak negatif kalau terlalu lama. Soalnya masyarakat, calon pembeli menunggu. Dari diler saya barusan dapat masukan, diler sepi ngga ada pengunjung," kata Kukuh kepada CNBC Indonesia, Selasa (29/9).

Kondisi tersebut bakal berlarut-larut terjadi jika pemerintah tidak juga memberikan keterangan resmi memgenai relaksasi pajak yang diberikan. Ketika masyarakat menahan pembelian, maka dampaknya juga bakal berdampak luas terhadap semua tier di industri otomotif. Diantaranya berasal dari vendor yang berstatus dari usaha kecil menengah (UKM).

"Industri otomotif ada 1,5 juta pekerja di dalamnya. Terdiri dari banyak pemain, misal untuk ban ada lagi yang memasok. Jadi sangat berdampak jika masyarakat ramai-ramai menahan pembelian," jelasnya.

Ia meminta pemerintah segera memberi keputusan resmi. Sekalipun tidak ada relaksasi pajak yang diberi. Jika tidak, tren positif penjualan mobil dari bulan ke bulan bakal kembali turun. Bulan Agustus lalu, penjualan mobil sudah mencapai angka 37 ribu.

"Bukan tidak mungkin turun lagi. Kalau nggak segera diputuskan, kita tinggal Oktober, November, Desember, bakal turun lagi kan karena orang maunya beli mobil yang tahunnya lebih baru. Ini berat buat kita terus terang aja. Jadi segera diputuskan berapapun juga supaya langsung bisa dihitung. Kalau gini ngga tau karena orang berandai-andai semua. Karena wah 40% bisa turun 100 jt," sebutnya.


(roy/roy)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ternyata Karena Ini Diler Diskon Mobil Gila-gilaan Rp70 Juta

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular