
Obituari Sheikh Sabah: Bapak Kemanusiaan itu Telah Pergi...

Jakarta, CNBC Indonesia - Emir Kuwait Sheikh Sabah Al Ahmad Al Jaber Al Sabah (91 tahun) wafat pada Selasa (29/9/2020) malam WIB. Kepergian Sheikh Sabah tak ayal menghadirkan duka mendalam, tidak hanya bagi masyarakat Kuwait, melainkan juga pelbagai sosok di dunia.
Dilantik sebagai pemimpin Kuwait pada 2006, beliau dikenal sebagai mediator kunci dari perselisihan regional dan dermawan terkemuka di Timur Tengah dan sekitarnya.
"Sheikh Sabah mendominasi politik domestik dan internasional Kuwait selama satu generasi," begitu penilaian eks Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Kuwait Douglas Silliman seperti dikutip Al Arabiya, Selasa (29/9/2020) malam WIB.
Wajah Kuwait
Sheikh Sabah lahir di Kuwait pada 16 Juni 1929. Ia merupakan anak keempat dari Sheikh Ahmad al-Jaber al-Sabah. Usai menuntaskan pendidikan dasar di Sekolah al-Mubarakiya, Ia melanjutkan pendidikan di bawah bimbingan para tutor.
Sebelum naik ke tampuk kekuasaan, Sheikh Sabah adalah menteri luar negeri Kuwait dalam kurun waktu 1963 hingga 1991. Kemudian, dari 1992 hingga 2003, Ia menjabat sebagai Wakil Perdana Menteri.
Bagi Silliman, Sheikh Sabah menjadi "Wajah Kuwait" tatkala menjabat sebagai menlu. Maklum, saat itu (1990-1991), ada peristiwa bersejarah dalam wujud invasi Irak di bawah kepemimpinan Saddam Hussein ke Kuwait.
"Sheikh Sabah merupakan salah satu sosok yang mengupayakan langkah diplomatik sebagai bentuk perlawanan terhadap Saddam Hussein," ujar Silliman.
Tepat pada 29 Januari 2006, Sheikh Sabah dilantik sebagai emir menggantikan Sheikh Jaber yang meninggal. Berbekal pengalaman 40 tahun dalam urusan internasional, Sheikh Sabah dengan lekas menempatkan Kuwait sebagai mediator utama dalam beberapa perselisihan regional.
Tatkala ketegangan mulai meningkat antara Qatar dan lima negara Teluk lainnya pada 2014, Sheikh Sabah melakukan kunjungan ke negara-negara yang terlibat untuk mencoba meredakan konflik.
Setelah Arab Saudi, Uni Emirat Arab, Bahrain, dan Mesir secara resmi memutuskan hubungan diplomatik dan hubungan perdagangan dengan Qatar pada 2017, Sheikh Sabah terus memimpin upaya untuk mewujudkan rekonsiliasi. Ketika Sheikh Sabah menemui Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di tahun yang sama, Trump memuji kontribusi Sheikh Sabah demi tercapainya stabilitas kawasan.
![]() |
Bapak Kemanusiaan
Kepopuleran Sheikh Sabah bertambah dengan predikat "father of humanity" alias "bapak kemanusiaan". Sematan itu tak lepas dari berbagai upaya kemanusiaannya di seluruh dunia.
Pada 2014, Sekretaris Jenderal PBB ketika itu Ban Ki-moon menyebut Sheikh Sabah sebagai, "pemimpin kemanusiaan yang hebat"
Eks Presiden AS Jimmy Carter menggambarkan Sheikh Sabah sebagai pemimpin kemanusiaan global dan berkata, "pemimpin dunia lainnya dapat belajar dari teladan bijak yang diberikan oleh rekan saya, Yang Mulia Sheikh Sabah".
Selama memerintah, Kuwait dikenal sebagai negara yang rajin 'beramal', terutama di negara-negara yang dilanda perang seperti Suriah. Upaya itu tidak dilakukan sendiri melainkan juga bersama WHO.
Pada 2013, Kuwait mendonasikan lebih dari US$ 100 juta untuk mendukung pengungsi Suriah di Timur Tengah.
Pada Februari 2020, pejabat Palestina di Gaza menamai salah satu jalan dengan nama Sheikh Sabah. Penamaan itu diberikan lantaran upaya tanpa henti Sheikh Sabah mendukung perjuangan rakyat Palestina.
Terbaru, empat hari selepas ledakan dahsyat di Pelabuhan Beirut, Lebanon, 4 Agustus 2020, Kuwait mengirim 36 ton obat-obatan, kursi roda, susu bayi, dan kantong penampung darah ke ibu kota Lebanon itu.
Sang pengganti
Sheikh Sabah memang menghadapi sejumlah masalah kesehatan beberapa tahun terakhir. Setelah perjalanan ke AS pada Juli untuk menjalani perawatan, Sheikh Sabah memberi wewenang pemerintahan kepada saudara tirinya Sheikh Nawaf al-Ahmad al-Sabah.
Sebelumnya, Sheikh Nawaf sudah ditetapkan sebagai putra mahkota pada Februari 2006. Sheikh Nawaf yang kini berusia 83 tahun telah menduduki berbagai posisi dalam rentang waktu 50 tahun.
Pada 1994 hingga 2003, Sheikh Nawaf ditunjuk sebagai Wakil Kepala Tentara Nasional Kuwait. Ia lantas menjadi menteri dalam negeri dan wakil PM pertama di Kuwait.
Namun demikian, sampai tulisan ini dibuat, Kuwait belum mengumumkan secara resmi siapa yang akan mengisi posisi yang ditinggalkan Sheikh Sabah.
(miq/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Duka dari Timur Tengah: Emir Kuwait Sheikh Sabah Wafat
