Tsunami Besar! Bukan Cuma Jawa, Ada 13 Megathrust di RI

Rahajeng Kusumo Hastuti, CNBC Indonesia
28 September 2020 19:00
Infografis/Waspada!  Ada Potensi Tsunami 20 Meter  Hantam Jawa/Aristya Rahadian Krisabella
Foto: Infografis/Waspada! Ada Potensi Tsunami 20 Meter Hantam Jawa

Jakarta, CNBC Indonesia- Pulau Jawa dikabarkan memiliki potensi terkena tsunami setinggi 20 meter di Selatan Pulau Jawa. Bahkan, gelombang lautan raksasa tersebut diperkirakan hanya butuh waktu selama 20 menit untuk sampai pinggir pantai.

Kabid Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono mengatakan ancaman bukan hanya di wilayah Jawa, tetapi juga wilayah lainnya di Indonesia karena ada ada 13 megathrust yang tersebar.

"Ini semua memiliki zona megathrust, dan semuanya memiliki potensi dan historis, serta perlu menyiapkan mitigasinya. BMKG disini selalu siap memberikan peringatan dini tsunami, mengedukasi masyarakat dan menyediakan sarana perluasan info peringatan dini tsunami," kata Daryono kepada CNBC Indonesia, Senin (28/09/2020).

Berdasarkan data BMKG 13 megathrust di Indonesia tersebar dari Aceh sampai Papua. Rinciannya megathrust Aceh-Andaman, Nias-Simelue, Batu, Mentawai Siberut dan Mentawai-Pagai.

Berikutnya adalah megathrust Enggano, Selat Sunda, Jawa Barat-Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumba. Berikutnya adalah megathrust Sulawesi Utara, Filipina, dan Papua.

Daryono mengatakan ada beberapa kawasan secara historis sudah pernah terjadi gempa megathrust, namun ada juga yang belum. Misalnya barat Sumatera di Mentawai, selatan Banten dan selat Sunda, selatan Jawa Timur, Selatan Bali, dan Maluku Utara, antara Sulawesi, Papua, dan termasuk Banda, adalah kawasan yang sebenarnya sudah lama sekali tidak terjadi gempa.

"Tapi kembali kapan terjadinya tidak tahu, harus ada upaya mitigasi yang konkret," kata dia.

Berdasarkan keterangan resmi BMKG yang dikutip dari CNN Indonesia, gempa besar dengan magnitudo antara 7,0 dan 7,9 yang bersumber di zona megathrust selatan Jawa sudah terjadi sebanyak 8 kali, yaitu: tahun 1903 (M7,9), 1921 (M7,5), 1937 (M7,2), 1981 (M7,0), 1994 (M7,6), 2006 (M7,8) dan 2009 (M7,3)

Sementara itu, gempa dahsyat dengan magnitudo 8,0 atau lebih besar yang bersumber di zona megathrust selatan Jawa sudah terjadi 3 kali, yaitu tahun 1780 (M8,5), 1859 (M8,5), dan 1943 (M8,1). Daryono menekankan belum ada gempa dengan kekuatan M9,0 ke atas di selatan Jawa.

Daryono mengatakan riset terbaru ini cukup komprehensif karena melibatkan beberapa disiplin ilmu, jadi model yang dihadirkan lebih akurat untuk dijadikan rujukan mitigasi. Dia menegaskan para ahli menciptakan skenario model terburuk ini bukan untuk menakuti, melainkan untuk tujuan mitigasi.

"Tetapi sayangnya sebagian masyarakat menilai ini sebuah ancaman dalam waktu dekat ini yang menjadi missleading. Ini memang untuk mitigasi, acuan-acuan semacam ini sangat dibutuhkan, karena acuan upaya mitigasi lebih bagus ketika bisa menggambarkan sebuah skenario terburuk. Itu akan mendorong kita melakukan upaya lebih serius dan konkrit," kata dia.

Daryono menegaskan potensi tersebut ada dan nyata, namun kejadiannya tidak tahu kapan terjadinya. Ini yang membedakan kajian potensi dan prediksi.

"Ini adalah kajian potensi, jadi kita tidak tahu kapan terjadinya sehingga dalam ketidakpastian itu kita masih ada waktu untuk melakukan upaya mitigasi, yang konkrit apakah itu edukasi, menata ruang pantai, deteksi dini, dan evakuasi mandiri dengan baik," ujarnya.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ancaman Tsunami Besar RI: Kota-kota Ini Berpeluang Terkena

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular