Ck..ck..ck.. 45 Juta Orang RI Pede Tak akan Kena Covid-19!

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
28 September 2020 17:55
Doni Monardo, Kepala Gugus Tugas Covid-19. (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Doni Monardo (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) merilis hasil survei perilaku masyarakat di masa pandemi Covid-19. Survei itu dilaksanakan pada kurun waktu 7-14 September 2020 dengan menggunakan rancangan non-probability sampling.

Berdasarkan data BPS, jumlah responden mencapai 90.967 dengan perincian jenis kelamin perempuan 55,23% dan laki-laki 44,77%. Dari sisi usia, responden survei didominasi usia kurang dari 45 tahun. Sedangkan dari sisi pendidikan, 61% responden survei berpendidikan minimal D4/S1.

Perilaku Masyarakat Di Masa Pandemi Covid-19 (Dok. BPS)Foto: Survei Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 (Dok. BPS)



Dalam keterangan pers yang berlangsung secara virtual, Senin (28/9/2020), Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Letnan Jenderal TNI Doni Monardo mengapresiasi survei yang dilakukan BPS.

"Presiden menekankan setiap kebijakan yang dilakukan harus berdasarkan data, berdasarkan kajian, harus berdasarkan survei. Kebetulan, selama tiga minggu terakhir, BPS melakukan survei terkait perubahan perilaku. Ini penting karena strategis," kata Doni.

Menurut dia, Covid-19 berbeda dengan pandemi-pandemi lain seperti flu burung maupun flu babi. Sebab, media transmisi penularan Covid-19 adalah manusia, bukan hewan.

"Oleh karena itu, perlu mengetahui, sejauh mana tingkat pengetahuan masyarakat terhadap ancaman Covid-19, dan apa saja hambatan dalam protokol kesehatan," ujar Doni.

Secara khusus, Doni menyoroti poin persepsi kemungkinan terinfeksi/tertular Covid-19.

Berikut adalah hasil survei BPS:

Perilaku Masyarakat Di Masa Pandemi Covid-19 (Dok. BPS)Foto: Survei Perilaku Masyarakat di Masa Pandemi Covid-19 (Dok. BPS)



Menurut Doni, apabila dikonversi, masih ada 17% masyarakat yang merasa tidak akan terpapar Covid-19 atau sekitar 45 juta orang dari total penduduk Indonesia yang mencapai 270 juta orang.

"Angka ini suatu angka yang sangat besar sekali, 45 juta orang warga negara Indonesia masih merasa tidak akan terpapar Covid-19, tidak akan kena Covid-19. Padahal kita semua tahu status yang kita hadapi sekarang pandemi. Artinya boleh dikatakan, tidak ada satu jengkal tanahpun yang akan betul-betul aman atau yang betul-betul bebas dari Covid-19. Dalam waktu sangat cepat wabah ini bisa menulari," ujar Doni.

Ia kembali menekankan kalau Covid-19 tidak ditulari via hewan, melainkan manusia. Situasinya berbeda jika manusia itu sakit karena bisa diantisipasi. Masalahnya adalah mereka yang tanpa gejala tapi sudah positif Covid-19 alias carrier. Nah, menurut Doni, apabila 17% masyarakat tadi merasa tidak akan terpapar Covid-19, maka cepat atau lambat orang-orang di sekitarnya akan tertular.

"Inilah yang harus kita lakukan bagaimana secara bersama-sama menggerakkan seluruh instrumen baik yang ada di pusat maupun di daerah dengan kolaborasi pentahelix berbasis komunitas. Seluruhnya harus ikut terlibat. Kalau kita saja sendirian patuh kepada protokol kesehatan lantas orang-orang di sekitar kita tidak patuh ya cepat atau lambat kita pasti akan tertular," kata Doni.

"Yang menulari itu bukan orang yang jauh, yang menulari kita adalah orang-orang yang sangat dekat dengan kita. Siapa itu? keluarga kita, teman sekerja, teman beraktivitas, mungkin ada komunitas olahraga dan sebagainya. Ini yang perlu kita pahami bahwa setiap orang berpotensi menulari satu sama lainnya," lanjutnya.


(miq/dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular