Ini Jurus Facebook Perangi Manipulasi Kampanye Pilpres AS

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
20 September 2020 11:40
FILE - In this Wednesday, March 21, 2018 file photo, the Facebook logo is seen on a smartphone in Ilsan, South Korea. Facebook has started testing a tool that lets users move their images more easily to other online services, as it faces pressure from regulators to loosen its grip on data. The social network said Monday, Dec. 2, 2019 the new tool will allow people to transfer their photos and videos to other platforms, starting with Google Photos. (AP Photo/Ahn Young-joon)
Foto: Facebook (AP Photo/Ahn Young-joon)

Jakarta, CNBC Indonesia - Hasil riset Pew Research Center pada 2019 mencatat 70% orang dewasa di Amerika Serikat beralih menggunakan Facebook untuk mendapatkan berita.

Mengutip CNBC Internasional pada Minggu (20/9/2020), basis pengguna yang besar ini menandakan bahwa Facebook memiliki pengaruh besar terhadap demokrasi masyarakat. Hal ini terbukti pada pemilihan presiden 2016.

Sejak 2017, Facebook telah menghapus lebih dari 100 jaringan yang terlibat dalam perilaku seperti organisasi pemberitaan palsu Rusia, Peace Data.

Facebook menyebut saat ini pihaknya bekerja dengan 70 mitra untuk memeriksa fakta pihak ketiga dan semakin meningkatkan transparansi iklannya.

Namun, tahun ini diperkirakan akan sangat berbeda dibanding dengan 2016. Apalagi di tengah pandemi, di mana pengguna sosial media yang terus meningkat jumlahnya.

Aplikasi media sosial yang didirikan Mark Zuckerberg ini menjadi media sosial dengan pengguna aktif terbesar di dunia, di mana hingga kuartal II-2020 pengguna aktif harian di seluruh dunia mencapai 1,78 miliar pengguna per hari.

Sementara itu, Facebook akan melakukan tiga hal sebagai upaya dalam menghindari manipulasi saat kampanye pemilihan Presiden AS yang akan berlangsung pada akhir tahun ini, yaitu dengan cara mencegah intervensi pihak luar, meningkatkan transparansi dan mengurangi kesalahan informasi.

"Kami akan mempercepat respon kami, dan membuat respon itu menjadi lebih efektif," ujar Head of Cybersecurity Policy Facebook Nathaniel Gleicher seperti dikutip dari CNBC Internasional.

Selanjutnya, Vice President of Global Affairs and Communications Facebook Nick Clegg mengatakan terkait iklan yang ada di Facebook, iklan-iklan itu akan masuk ke dalam "Ad library".

"Itu akan menjadi lebih transparan daripada iklan di TV dan Radio, karena di Ad Library bisa melihat siapa yang beriklan dan ditayangkan kepada siapa," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Eks Pegawai Sebut Facebook Berbahaya

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular