Ada Oknum Pelecehan Saat Rapid Test, Kimia Farma Siap Selidik

Monica Wareza, CNBC Indonesia
19 September 2020 15:06
Antusias Masyarakat Drive thru rapid test Covid-19 (CNBC Indonesia/Trisusilo)
Foto: Antusias Masyarakat Drive thru rapid test Covid-19 (CNBC Indonesia/Trisusilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kimia Farma Diagnostika, selaku penyedia layanan rapid test di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta dan PT Angkasa Pura II (Persero) selaku pengelola Bandara Soekarno-Hatta (Soetta), memberikan perhatian penuh terhadap informasi mengenai kejadian yang dialami salah satu penumpang pesawat terkait layanan rapid test di Bandara Soetta.

Penumpang bersangkutan melalui media sosial menceritakan kejadian pemerasan dan pelecehan yang dilakukan oknum petugas layanan medis Kimia Farma Diagnostika kepada dirinya saat melakukan rapid test.

Cuitan di media sosial tersebut kemudian dikutip sejumlah media sebagai sumber pemberitaan.

Menyusul hal tersebut, Kimia Farma Diagnostika dan Angkasa Pura II melakukan investigasi internal.

Kimia Farma Diagnostika adalah anak usaha dari perusahaan BUMN farmasi, PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan unit bisnis laboratorium klinik ini dibuka sejak tahun 2003 guna melengkapi portofolio bisnis KAEF sebagai healthcare company.

KAEF adalah anggota dari Holding BUMN Farmasi yang dipimpin oleh PT Bio Farma (Persero) dengan anak usaha Bio Farma lainnya yakni PT Indofarma Tbk (INAF).

Direktur Utama Kimia Farma Diagnostika Adil Fadilah Bulqini mengatakan penumpang bersangkutan telah dihubungi oleh perseroan.

"PT Kimia Farma Diagnostika telah menghubungi korban atas kejadian yang dilakukan oleh oknum tersebut," katanya, dalam pernyataan resmi, dikutip CNBC Indonesia, Sabtu (19/9/2020).

"PT Kimia Farma Diagnostika akan membawa peristiwa ini ke ranah hukum atas tindakan oknum tersebut yang diduga melakukan pemalsuan dokumen hasil uji rapid test, pemerasan, tindakan asusila dan intimidasi," ujar Adil Fadilah Bulqini.

Executive General Manager Bandara Soekarno-Hatta Agus Haryadi mengatakan Angkasa Pura II sangat menyesalkan adanya informasi ini.

Agus Haryadi menuturkan dukungan diberikan kepada seluruh pihak termasuk keperluan untuk pengecekan CCTV dan lainnya.

"Kami sangat memberikan perhatian penuh terhadap adanya informasi ini. Kami siap bekerja sama dengan seluruh pihak termasuk sudah berkoodinasi dengan Polres Bandara Soekarno-Hatta yang saat ini tengah melakukan penyelidikan mengenai hal ini."

"PT Angkasa Pura II sangat berharap hal ini tidak berulang kembali. Bersama-sama, PT Angkasa Pura II dan stakeholder harus menjaga reputasi Bandara Soekarno-Hatta," jelas Agus Haryadi.

Sebelumnya, perempuan berinisial LHI mengaku mendapat pelecehan seksual dan pemerasan saat menjalani rapid test di Bandara Soetta. Kejadian itu berlangsung pada Minggu (13/9/2020) saat LHI hendak terbang ke Nias, sebagaimana dikutip CNN Indonesia.

Hasil rapid tes LHI reaktif. Padahal ia baru saja menjalani tes PCR dan hasilnya negatif. Seorang dokter berinisial EFY menawarkan jasa agar LHI tetap bisa terbang dengan membayar Rp 150.000.

LHI mengaku sempat menolak, tapi sang dokter terus membujuk. Setelah menjalani rapid test, ia diminta membayar kembali Rp 1,4 juta sebagai jasa karena telah ditolong sang dokter.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Awas! Antigen Bekas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular