PHM Tekan Penurunan Produksi Gas Blok Mahakam via Proyek Ini

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
17 September 2020 17:35
Sail Away Ceremony (upacara peluncuran ke laut) Proyek Peciko 8A oleh SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PT PHI). (Dok Pertamina)
Foto: Sail Away Ceremony (upacara peluncuran ke laut) Proyek Peciko 8A oleh SKK Migas dan PT Pertamina Hulu Indonesia (PT PHI). (Dok Pertamina)

Jakarta, CNBC Indonesia - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan Proyek Peciko 8A mulai beroperasi pada November 2020 mendatang guna berkontribusi pada upaya penahanan laju penurunan produksi migas di Blok Mahakam, lepas pantai Kalimantan yang dioperasikan PT Pertamina Hulu Mahakam.

Hal ini dikarenakan saat ini Proyek Peciko 8A ini telah memasuki tahap peluncuran ke laut (Sail Away). Proyek Peciko 8A merupakan proyek pemasangan booster compressor dan berbagai komponen pendukungnya, serta modifikasi anjungan yang akan dilakukan di anjungan SWP-G Lapangan Peciko, Blok Mahakam.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengatakan proyek ini menjadi upaya dalam mempertahankan tingkat produksi di Blok Mahakam. Menurutnya, hal ini menjadi bagian dari upaya SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dalam merealisasikan pencapaian target produksi minyak 1 juta barel per hari dan gas ke 12.000 juta standar kaki kubik per hari (MMSCFD) pada 2030.

"Dengan fasilitas tambahan ini, diharapkan upaya mempertahankan penyediaan gas sebesar 8 MMSCFD dapat tercapai dan akan terjadi penambahan produksi di Lapangan Peciko sebesar 7,3 miliar standar kaki kubik (BSCF) gas dan 18,4 ribu barel kondensat," ungkapnya dalam keterangan resmi SKK Migas pada Kamis (17/09/2020).

Pekerjaan fabrikasi booster compressor dan komponen lainnya pada Proyek Peciko 8A ini dikerjakan 100% oleh perusahaan lokal di Kalimantan Timur, dengan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) hingga 52%, dengan nilai proyek mencapai US$ 15,3 juta. Proyek ini mulai dikerjakan pada 31 Oktober 2019 lalu.

Adapun kontraktor lokal Kalimantan Timur yang terlibat dalam fabrikasi ini yaitu PT Asta Rekayasa Unggul. Dengan tahapan sail away ini berarti tahap fabrikasi dinyatakan telah selesai dan segera memasuki tahap pemasangan anjungan di lepas pantai (offshore installation), uji coba produksi (commissioning), dan memulai produksi (start-up).

"Seluruh pekerjaan direncanakan selesai di bulan November 2020," ungkapnya.

Lebih lanjut dia mengatakan Proyek Peciko 8A ini ini untuk membuat sumur-sumur di anjungan SWP-G yang sudah berada di fase bertekanan rendah (low pressure), tekanan gasnya diturunkan lagi menjadi low low pressure agar dapat tetap berproduksi lebih lama. Booster compressor digunakan untuk mendorong gas yang keluar menuju ke fasilitas pemrosesan di Lapangan Senipah-Peciko-South Mahakam (SPS).

Sementara itu, Direktur Utama PT Pertamina Hulu Indonesia Chalid Said Halim berharap Proyek Peciko 8A ini akan berhasil menambah panjang usia produksi ketujuh sumur yang bermuara di platform SWP-G hingga 2028, sehingga pendekatan yang sama dapat diterapkan pada sumur-sumur lain di Lapangan Peciko.

"Secara teknis proyek ini cukup menantang, karena para engineer di PHM harus memodifikasi anjungan yang sebelumnya sudah pernah dimodifikasi. Tantangan lainnya adalah proyek ini harus tetap selesai tepat waktu walau di tengah pandemi Covid-19, agar keekonomiannya terjaga," kata Chalid.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article New Normal, Pertamina Bor Blok Mahakam Cari Cadangan Baru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular