ADB Bangun Hub Kerja Sama Pajak di Kawasan Asia Pasifik

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
17 September 2020 13:31
A worker walks past inside the Asian Development Bank (ADB) headquarters in Manila June 17, 2009. REUTERS/Cheryl Ravelo/Files
Foto: REUTERS/Cheryl Ravelo

Jakarta, CNBC Indonesia - Asian Development Bank (ADB) berencana membangun hub pusat regional untuk mempromosikan berbagai pengetahuan dan memepererat kerja sama di bidang perpajakan.

Presiden ADB Masatsugu Asakawa mengatakan, salah satu kunci sukses dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan (SDGs) di dunia, apalagi di tengah pandemi covid-19 saat ini, mobilisasi sumber daya domestik (Domestic Resource Mobilisation/DRM) untuk meningkatkan penerimaan negara menjadi penting.

Sebelum adanya krisis karena pandemi covid-19 pun, kata Masatgugu, upaya peningkatan pendapatan negara tidak dapat mengimbangi peningkatan pertumbuhan ekonomi di sebagian besar negara.

"Salah satu kunci sukses dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) di dunia yang dibentuk kembali oleh Covid-19 terletak pada penguatan mobilisasi sumber daya domestik (DRM) dan kerja sama perpajakan internasional (ITC)," jelas ADB Masatsugu, Kamis (17/9/2020).

Masatsugu juga menekankan, negara-negara di kawasan negara berkembang di Asia terus menghadapi hasil pajak yang tidak stabil dengan variabilitas yang besar dari waktu ke waktu.

"Selain itu, karena pendapatan pajak yang menurun dan pengeluaran yang meningkat sebagai akibat dari pandemi, banyak negara berkembang memiliki sedikit ruang untuk meningkatkan utang luar negeri mereka lebih jauh," ujarnya.

Oleh karena itu, menurut ADB kebijakan perpajakan harus berjalan. Setidaknya, harus menyelaraskan dengan meningkatkan pendapatan pajak dan mempromosikan investasi yang dapat berkontribusi pada pemulihan ekonomi dari pandemi.

Melalui pusat regional ini, kata Masatsugu, promosi DRM dan ITC melalui kolaborasi erat antar otoritas keuangan dan pajak di negara berkembang dibutuhkan. Kerjasama dengan organisasi internasional, seperti IMF, World Bank, dan OECD menurut Masatsugu, juga diperlukan.

Pusat regional akan melayani berbagai fungsi seperti pengembangan kelembagaan dan kapasitas, termasuk pertukaran informasi, berbagi pengetahuan antar mitra, lembaga keuangan internasional, organisasi pendapatan bilateral, dan negara berkembang.

Selain itu juga akan mendorong kolaborasi dan koordinasi pembangunan di seluruh mitra pembangunan ADB.

"Ini akan menjadi platform terbuka dan inklusif, dengan fokus pada dialog kebijakan Selatan-Selatan," jelas Masatsugu.

Pusat regional akan berupaya untuk mempertemukan para praktisi dari badan kebijakan perpajakan serta badan administrasi perpajakan di negara berkembang untuk mencapai kemajuan yang berarti dalam reformasi perpajakan.

"Sinergi yang tercipta di pusat ini akan memastikan penambahan nilai yang kuat dan efektivitas dalam pelaksanaan reformasi yang diperlukan," kata Masatsugu melanjutkan.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bantu RI Pulih dari Covid, ADB Beri Pinjaman Rp 7,1 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular