Sri Mulyani: Jangan Sampai Krisis Mematahkan Kita

Lidya Julita S, CNBC Indonesia
16 September 2020 14:35
Menteri Keuangan Sri Mulyani di Komisi XI DPR RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani di Komisi XI DPR RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan pandemi Covid-19 menjadi tantangan bagi semua negara di dunia tidak hanya Indonesia. Namun, ia berharap jangan sampai pandemi ini membuat masyarakat hingga para pembuat kebijakan terpecah belah.

Menurutnya, semua negara saat ini mengalami kontraksi perekonomiannya dan bahkan sudah ada beberapa yang masuk ke jurang resesi. Di Kondisi ini lah ia menilai semua negara sedang diuji, siapa sajakah yang akan mampu bertahan dan menghadapinya.

Negara yang mampu menghadapinya dinilai akan keluar sebagai pemenang. Inilah yang sedang diusahakan oleh pemerintah Indonesia agar tetap mampu membuat kebijakan yang responsif meski dihadapkan oleh situasi yang luar biasa.

"Indonesia ingin melakukan itu jangan sampai krisis ini mematahkan kita tapi justru karena krisis Indonesia bisa mendorong dan melaksanakan reformasi secara lebih kuat," ujarnya dalam webinar virtual, Rabu (16/9/2020).

Lanjutnya, adanya krisis pandemi Covid-19 ini juga membuat pemerintah bisa melakukan reformasi dalam segala bidang yang selama ini belum sempurna terutama dalam menghadapi situasi yang extraordinary. Reformasi dilakukan mulai dari sisi Kesehatan, pendidikan hingga perlindungan sosial.

Bahkan untuk menangani krisis ini pemerintah menganggarkan dana sebesar Rp 695,2 triliun melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN). Dalam program tersebut anggaran untuk perlindungan sosial ditetapkan cukup besar untuk membantu masyarakat.

Untuk menyalurkan anggaran tersebut, reformasi dalam sisi perlindungan sosial juga menjadi keharusan. Dimana, saat ini disadari bahwa data menjadi satu hal yang penting agar semua masyarakat yang memang perlu dibantu saat ada situasi sulit bisa terjangkau semuanya.

"Data dalam hal ini data terpadu untuk bantuan sosial itu ternyata dikelola oleh pemerintah daerah untuk sehingga waktu kita melakukan bantuan sosial, apakah targetnya tepat, kenapa orang yang mirip yang ini dapat yang ini nggak dapat," jelasnya.

Sri Mulyani menilai, jika pemerintah tidak segera melakukan reformasi secara masif pada saat itu maka bisa membuat situasi semakin buruk. Masyarakat miskin akan semakin banyak yang tidak terjangkau, padahal sangat membutuhkan bantuan pemerintah.

Ia mengatakan, Pemerintah selalu mengantisipasi agar tidak seperti negara yang gagal seperti Argentina yang secara terus menerus hampir 100 tahun mengalami krisis akibat kebijakan yang tidak tepat dari pemerintahannya.

"Mereka tenggelam dalam krisis dan akhirnya berlarut-larut bisa 1 tahun 2 tahun satu dekade bahkan bisa puluhan dekade. Saya melihat negara-negara seperti itu mereka dari krisis tidak bisa lewat dari krisis terus semakin tenggelam makin dalam," tegasnya.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anggaran Pemulihan Ekonomi Sudah Disebar Rp 579 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular