Weleh-weleh, Ampas Makanan & Sayur Impor Banjiri RI Nih

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
15 September 2020 14:59
Petugas Swalayan mengecek buah dan sayuran di Supermarket Kawasan Tangerang Selatan, Kamis (20/02/2020). Pemerintah berupaya melakukan peningkatan produksi buah-buahan dalam negeri dan diharapkan tidak hanya dilakukanuntuk mendongkrak ekspor. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Buah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan nilai impor Indonesia pada Agustus 2020 mencapai US$ 10,74 miliar atau naik 2,65% dibandingkan Juli 2020. Namun jika dibandingkan Agustus 2019 turun 24,19%.

Diketahui, nilai impor nonmigas Agustus 2020 mencapai US$ 9,79 miliar atau naik 3,01% dibandingkan Juli 2020, namun dibandingkan Agustus 2019 turun 21,91%.

"Penurunan ini terjadi baik untuk impor migas dan non migas yang turun 21,91%," kata Kepala BPS Suhariyanto, Selasa (15/9/2020).

Sementara impor migas Agustus 2020 senilai US$ 0,95 miliar atau turun 0,88% dibandingkan Juli 2020. Demikian pula dibandingkan Agustus 2019, yang turun 41,75%.

Lebih lanjut, Suhariyanto,menjelaskan jika dibandingkan dengan Juli 2020 impor barang konsumsi dan bahan baku di bulan Agustus 2020 meningkat. Masing-masing naik 7,31% dan 5%. Kemudian barang modal, dibandingkan Juli 2020, impor barang modal menurun 8,81% di bulan Agustus.

"Impor bahan baku naik 5% jika dibandingkan Juli 2020. Beberapa barang yang naik besar pada Agustus adalah emas dari Hong Kong, , milk atau cream in powder dari Selandia baru, dan raw sugar in solid dari India," jelas Suharyanto.

Sementara, barang impor baik barang konsumsi, bahan baku/penolong, dan barang modal pada Agustus 2020 jika dibandingkan Agustus 2019 turun cukup dalam semua.

"Di mana konsumsi terkontraksi 12,49%, bahan baku/penolong minus 24,93%, dan barang modal minus 27,55%," jelas Suhariyanto.

Peningkatan impor nonmigas terbesar Agustus 2020 dibandingkan Juli 2020 adalah golongan besi dan baja senilai US$ 89,2 juta atau 23,31%, sedangkan penurunan terbesar adalah galangan kapal, perahu, dan struktur terapung senilai US$ 60,8 juta atau 40,96%.

Adapun nilai impor kumulatif Januari-Agustus 2020 tercatat US$ 92,11 miliar. Dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, turun 18,06% di mana total impor Januari-Agustus 2019 mencapai US$ 112,41 miliar.

Share impor nonmigas terbesar Januari-Agustus 2020 adalah mesin dan peralatan mekanis yang sebesar US$ 14,18 miliar atau mempunyai share 17,15% terhadap total impor. Sementara mesin dan perlengkapan elektrik mencapai US$ 11,96 miliar atau dengan share 14,47%.

Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-Agustus 2020 adalah Tiongkok senilai US$ 24,72 miliar (29,90%), Jepang US$ 7,31 miliar (8,84%), dan Singapura US$ 5,41 miliar (6,55%). Sementara impor nonmigas dari ASEAN senilai US$ 15,61 miliar (18,89%), dan Uni Eropa senilai US$ 6,61 miliar (7,99%).

Dari Tiongkok, kata Suhariyanto, Indonesia banyak mengimpor Laptop dan Anggur, dan pulp of transmission aparatus receiver untuk komunikasi.

"Impor dari Tiongkok Agustus ini alami peningkatan. Beberapa komoditas yang diimpor Agustus ini antara lain laptop dan anggur. Impor Hong Kong juga meningkat, terbesar impor berupa emas," jelas Suhariyanto.

Berikut 10 golongan barang yang diimpor paling banyak pada Juli 2020:
1. Mesin dan peralatan mekanis US$ 1,66 miliar
2. Plastik dan barang plastik US$ 551,3 juta
3. Besi dan Baja US$ 471,8 juta
4. Serelia US$ 205,2 juta
5. Barang dari besi dan baja US$ 201,1 juta
6. Ampas/sisa industri makanan US$ 232,3 juta
7. Logam mulia, perhiasan/permata US$ 221,5 juta
8. Gula dan kembang gula US$ 162 juta
9. Sayuran US$ 33,9 juta
10. Kapal, perahu, dan struktur terapung US$ 148,4 juta


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ampas Makanan Sampai Sayur Impor Banjiri RI di April

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular