
Erick Thohir Sebut Cara Tekan Tingkat Kematian: Disiplin!

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) Erick Thohir mengungkapkan tren kesehatan dalam penanganan kasus Covid-19 sudah mulai mendekati tren dunia. Hal yang disorot adalah tingkat kematian (fatality rate) yang masih cukup tinggi dan masih harus terus ditekan.
Erick mengungkapkan, tingkat kematian akibat Covid-19 di dalam negeri terus mengalami penurunan menjadi 4%, lebih baik jika dibandingkan dari negara seperti Prancis dengan tingkat kematian 8,11% dan Italia yang sebesar 12,38%. Namun disebutkan angka ini masih tetap harus diturunkan karena masih ketinggalan dari Amerika di 2,96% dan rata-rata dunia 3,18%.
"Penting sekali tingkat kematian jadi prioritas untuk jaga tren kita yang 8% turun sekarang bisa hit 3,99% tidak lain protokol disempurnakan," kata Erick dalam dalam webinar, Selasa (15/9/2020).
Dia juga membandingkan posisi Indonesia dengan Jepang yang saat ini memiliki tingkat kesembuhan sampai dengan 88,94% sedangkan Indonesia masih berada pada level 71,51%. Bahkan negara ini memiliki tingkat kematian 1,91% dan jumlah kasus aktif hanya 9,15% dimana Indonesia masih berada pada posisi 24,50%.
"Bandingkan dengan Jepang, masyarakatnya punya tingkat disiplin yang luar biasa," imbuh dia.
Untuk itu, menurut Erick salah satu langkah yang bisa dilakukan untuk terus menekan tingkat kematian di dalam negeri adalah dengan meningkatkan kedisiplinan masyarakat untuk menerapkan protokol kesehatan dan membuat tempat-tempat isolasi baru bagi masyarakat yang terdeteksi Covid-19 namun tidak memungkinkan melakukan isolasi mandiri.
Salah satu langkah yang dilakukan untuk meningkatkan kedisiplinan ini adalah dengan melakukan operasi yustisi dengan menggandeng TNI/Polri hingga pemerintah daerah. Operasi yustisi ini akan terus ditingkatkan.
Selain itu, peningkatan tingkat tes melalui PCR juga menjadi prioritas karena tujuh wilayah dengan tingkat Covid-19 paling tinggi di dalam negeri dinilai masih sangat ketinggalan dari DKI Jakarta yang telah melampaui standar WHO.
"Peningkatan kesehatan jadi diprioritaskan pada masyarakat lainnya. Karena jumlah OTG banyak, tetapi OTG ini bisa akibatkan fatality kepada masyarakat yang mempunyai kondisi dalam arti comorbid," ungkapnya.
"Kita juga siapkan isolasi pada OTG yang kebetulan juga perumahan tidak memadai. Di Jakarta ada Wisma Atlet. Di tempat lain kita cari hotel-hotel," kata dia.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sedih! Kasus Nanjak, Kematian Covid-19 di RI Terus Meningkat