Cerita Suram 2019 dari Sri Mulyani di Depan Para Senator RI

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
09 September 2020 12:42
Menteri Keuangan Sri Mulyani di Komisi XI DPR RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Menteri Keuangan Sri Mulyani di Komisi XI DPR RI. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menceritakan bagaimana perekonomian Indonesia pada 2019. Menurut dia, perekonomian di tahun 2019 merupakan tahun yang paling lemah dalam pemulihan ekonomi global, sesudah Global Financial Crisis pada 2008-2009.

Kendati demikian, kata Sri Mulyani bersyukur pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah penuh ketidakpasatian kala itu, pertumbuhan ekonomi masih tumbuh di atas 5%.

"Ini adalah kondisi pertumbuhan ekonomi terendah semenjak tahun 2008-2009, dan oleh karena itu sebetulnya tahun 2009 kita memasuki dengan optimisme bahwa ini akan pulih dari kondisi terlemah," jelas Sri Mulyani saat melakukan rapat dengan DPD RI, Rabu (9/9/2020).

Di tahun 2019, lanjut Sri Mulyani banyak kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh berbagai negara dengan ekonomi terbesar di dunia. Misalnya saja di Amerika Serikat (AS) di mana kala dari sisi moneter, Bank Sentralnya menaikkan suku bunga.

Selain moneter, negeri Paman Sam itu juga melakukan proteksionisme kepada mitra dagangnya, yang memiliki surplus terutama China. Juga dari sisi kebijakan militer security-nya, yang menciptakan ekskalasi geopolitik ketegangan di seluruh dunia.

Segala kebijakan yang diambil oleh Negara Adikuasa tersebut tentu membuat beberapa negara ikut terkontraksi pertumbuhan ekonominya. Termasuk Indonesia, dari sektor ekspor yang mengalami pelemahan, karena global ekonomi juga mengalami.

Kendati demikian, Sri Mulyani bersyukur, pertumbuhan ekonomi di tahun 2019, masih bisa tumbuh di atas 5%. Di mana secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2019 mencapai 5,02%.

"Dalam suasana ketidakpastian ini Indonesia Alhamdulillah masih bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang bertahan di atas 5% meskipun ini lebih rendah dari tahun 2018. Tapi kita tetap bertahan di atas 5%," jelas Sri Mulyani.

Sri Mulyani merinci, dari sisi Produk Domestik Bruto (PDB), pada 2019 Indonesia mencapai Rp 15.833,9 triliun, meningkat dari tahun 2018 yang mencapai Rp 14.838,3 triliun.

Inflasi juga tetap terjaga pada level yang rendah, bahkan di bawah 3%, yakni 2,72%, dan tingkat pengangguran mengalami penurunan.

"Ini adalah tingkat pengangguran terendah dalam 5 tahun terakhir juga dalam sisi indeks pembangunan manusia kita juga mengalami peningkatan di 71,92 dari 71,39," jelas Sri Mulyani.

Adapaun nilai tukar pada 2019 terjaga dan diklaim Sri Mulyani stabil berada pada level Rp 14.146 per US$. Kemudian secara persentase, penduduk miskin kita terus mengalami penurunan di 9,22%.

"Ini adalah angka persentase penduduk miskin terendah di dalam sejarah republik Indonesia itu sendiri," tuturnya.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Anggaran Pemulihan Ekonomi Sudah Disebar Rp 579 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular