Penanganan Covid-19

IDI Ungkap Ancaman RS Overload Hingga Nakes Kelelahan

News - Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
08 September 2020 10:48
Suasana RSPI Sulianti Saroso Saat Kabar Adanya Pasien Positif Corona. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto) Foto: Suasana RSPI Sulianti Saroso (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus konfirmasi positif Covid-19 di tanah air terus meningkat. Sampai dengan Senin (7/9/2020) pukul 12.00 WIB, pemerintah melaporkan ada penambahan sebanyak 2.880 kasus baru sehingga total pasien positif Covid-19 mencapai 196.989.

Adapun untuk jumlah pasien yang telah sembuh terdapat penambahan sebanyak 2.077 sehingga total pasien sembuh telah mencapai 140.652 orang. Sedangkan untuk kasus meninggal bertambah sebanyak 105 kasus sehingga kasus kematian total sudah mencapai 8.130 kasus.

Juru Bicara Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (ID) Erlina Burhan menilai, terus bertambahnya kasus positif Covid-19, terjadi bukan hanya karena satu faktor saja.

"Kalau melihat naik berminggu-minggu, terjadi bukan hanya karena satu faktor saja. [...] Kalau melihat naik berminggu-minggu, ternyata ini tidak terkendali penularannya," kata Erlina dalam program Profit CNBC Indonesia TV, Senin (7/9/2020).

Penularan yang tidak terkendali itu, menurut dia, kemungkinan lantaran pembatasan sosial berskala besar (PSBB) saat ini sudah mulai dilonggarkan, sehingga membuka aktivitas sehari-hari masyarakat.

"Memungkinkan orang untuk berinteraksi, membuat penularan masyarakat terjadi. Juga banyak masyarakat yang masih abai dan tidak menjalankan protokol kesehatan," ujar Erlina.

Di samping itu juga penularan terus terjadi karena ada virus corona baru penyebab Covid-19 yang telah mengalami mutasi. Semua itu pada akhirnya membuat virus corona tersebut menjadi stabil, fleksibel, dan mudah menular.



Erlina mengimbau kepada masyarakat untuk tetap melakukan protokol kesehatan. Pasalnya dari catatannya 80% pasien positif Covid-19 adalah pasien dengan gejala ringan dan cenderung orang tanpa gejala (OTG).

Kendati demikian, hal itu tidak bisa disepelekan begitu saja. Sebab, apabila ada 20% pasien positif Covid-19 butuh perawatan intensif di Rumah Sakit (RS), sementara kapasitas tempat tidur RS dan nakes tidak memadai, maka berdampak kepada masyarakat ke depannya.

"Kalau 20% dari angka yang besar ini jumlahnya akan banyak, besar kemungkinan rumah rumah sakit akan over load dan petugas kesehatan akan kelelahan, burn out, dan tidak bagi bagi petugas kesehatan, pelayanan masyarakat, dan keseluruhan masyarakat," kata Erlina.

Terpisah, Perhimpunan Dokter Spesialis Paru Indonesia (PDPI) angkat suara perihal situasi terkini penanganan Covid-19. Sekretaris Jenderal PDPI Erlang Samoedro mengingatkan soal kapasitas rumah sakit (RS).

"RS sudah penuh, banyak yang penuh karena lonjakan kasus tinggi. Di tempat lain juga mulai penuh," ujar Erlang dalam diskusi di Graha Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Senin (7/9/2020).


[Gambas:Video CNBC]
Artikel Selanjutnya

Benarkah RI Mulai Bisa 'Jinakkan' Corona?


(miq/miq)

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

Terpopuler
    spinner loading
LAINNYA DI DETIKNETWORK
    spinner loading
Features
    spinner loading