Produk Bensin Indonesia Paling Banyak di antara 10 Negara

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
31 August 2020 15:03
Dok: Pertamina
Foto: Dok: Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir telah menginstruksikan PT Pertamina (Persero) untuk mengurangi jumlah produk bahan bakar minyak (BBM) yang dijual di publik. Instruksi ini sangat berdasar, terlebih karena varian produk bensin di Indonesia, termasuk Pertamina bisa dikatakan paling banyak dibandingkan sembilan negara lainnya di Asia Pasifik.

Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan Indonesia memiliki enam produk BBM yang dijual ke masyarakat, paling banyak di antara sembilan negara lainnya yang rata-rata hanya menjual dua sampai empat produk BBM.

Hal ini disampaikan Nicke saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VII DPR RI, Senin (31/08/2020).

"Sehingga ini kemudian jadi acuan Peraturan Menteri LHK (Lingkungan Hidup dan Kehutanan) No.20 tahun 2017 (tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor Tipe Baru Kategori M, N, dan O) di mana bensin minimum harus RON (Research Octane Number) 91," tuturnya kepada anggota Komisi VII DPR RI.

Dia menyebutkan, enam produk bensin BBM tersebut antara lain Premium dengan RON 88, RON 89, lalu Pertalite 90, Pertamax RON 92, lalu Pertamax Plus RON 95 dan Pertamax Turbo RON 98.

Sementara negara lain seperti Singapura, Australia, Malaysia, Thailand, dan Vietnam hanya memiliki dua jenis bensin dengan RON di atas 90, di mana Singapura hanya menjual bensin RON 92 dan 98, Australia RON 91 dan 98, Malaysia RON 95 dan 97, Thailand RON 91 dan 95, dan Vietnam RON 92 dan 95.

India dan Myanmar memiliki tiga jenis bensin di atas RON 90 yakni RON 91, RON 92, RON 98 (Myanmar) dan RON 99 (India). Sedangkan China dan Filipina memiliki empat jenis bensin, di mana Filipina menjual bensin RON 91, RON 95, RON 97, dan RON 100, sementara China dimulai dari RON 89, 91, 95, dan 98.

Dia mengatakan, bila mengikuti Peraturan Menteri LHK itu, maka akan ada dua produk yang tidak boleh dijual di pasar yaitu Premium dan Pertalite. Padahal porsi Premium dan Pertalite menurutnya memiliki porsi konsumsi yang paling besar.

"Itu alasan yang paling kuat kenapa kita perlu review kembali varian BBM kita karena itu benchmark-nya," ujarnya.

Dia pun menuturkan hanya ada tujuh negara yang saat ini masih menggunakan bensin di bawah RON 90, antara lain Bangladesh, Colombia, Mesir, Mongolia, Ukraina, Uzbekistan, dan Indonesia.

"Oleh karena itu, kita dorong agar konsumen yang mampu beralih ke ron 92, kita sekarang memiliki Program Langit Biru," tuturnya.

CEO Subholding Commercial and Trading Pertamina Mas'ud Khamid mengatakan Program Langit Biru kini tengah dilakukan uji coba di Denpasar, Bali sejak 5 Juli 2020. Perseroan memberikan diskon khusus untuk harga Pertalite sebesar Rp 1.200 per liter di 47 SPBU.

Dari sisi penjualan, ini berhasil menurunkan konsumsi Premium di kota Denpasar sebesar 71% atau setara 83 kilo liter (kl) per hari dan Pertalite naik 55% atau setara 118 kl per hari.

"Program ini berjalan lancar dan diterima positif oleh masyarakat serta mendapatkan dukungan dari stakeholder setempat dalam mewujudkan Bali Energi Bersih dan Depansar Smart City," tuturnya.

Selain di Denpasar menurutnya program ini akan direplikasi di wilayah lainnya di Jawa dan Bali seperti Tangerang Selatan, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, dan Bandung.

"Tentunya rencana tersebut akan dilakukan sesuai koordinasi dengan stakeholder terkait antara lain DPR, Kementerian ESDM, KLHK, BPH Migas dan Pemda setempat," ujarnya.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Mumpung Murah, Pertamina Borong Minyak Mentah dan BBM

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular