
Bos BKF: Ekonomi RI Minus 1,1% di 2020 Sebuah Prestasi

Jakarta, CNBC Indonesia - Pertumbuhan ekonomi di banyak negara, baik negara maju sampai negara berkembang mengalami kontraksi cukup dalam, termasuk Indonesia.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu menjelaskan, kondisi penanganan Covid-19 di banyak negara masih belum tertangani dengan baik.
Febrio beranggapan meski kurva penularan kasus Covid-19 di banyak negara sudah cenderung menurun atau flat, namun tidak ada jaminan tidak ada second wave.
"Seluruh dunia belum tahu kapan selesai Covid-19. (Penurunan) Perekonomian yang diakibatkan karena perubahan-perubahan ini," kata Febrio dalam diskusi virtual, Sabtu (29/8/2020).
Hampir seluruh negara, lanjut Febiro mengalami kontraksi cukup dalam pada kuartal II-2020, termasuk Indonesia yang pertumbuhan ekonominya negatif -5,32%.
"Lalu banyak negara, bukan hanya negara maju emerging market (negara berkembang), seperti Malaysia, Filipina, Thailand, India juga tumbuhnya bukan hanya negatif, tapi sangat-sangat negatif," kata Febrio melanjutkan.
Febrio memproyeksikan perekonomian seluruh dunia akan mengalami minus 3% pada tahun 2020. Seluruh dunia 90% sampai 95% lebih akan terkontaksi ekonominya.
Artinya, seluruh dunia, menurut Febrio tidak ada yang tidak terkontraksi pada tahun 2020. Indonesia pun kata dia berpeluang pertumbuhan ekonominya akan berada pada kisaran 0,2% hingga negatif atau -1,1%.
Pun apabila pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai -1,1%, menurut Febrio itu merupakan sebuah prestasi. Dia menekankan, kondisi itu tidak terlepas dari perkembangan wabah Covid-19 yang belum menunjukkan pembaikan. Data penyebaran wabah masih terus naik sehingga aktivitas ekonomi belum juga bisa pulih.
"Kita kalau bisa minus 1,1%, itu prestasi sekali di 2020 dalam konteks global sekarang," katanya.
"Kita sekarang sudah di bulan akhir Agustus ini menjadi waktu kita semakin terbatas. Di dunia belum ada tanda-tanda perbaikan perkembangannya masih luar biasa menakutkan."
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rasio Pajak 2020 Ditargetkan Hanya 8,57%
