Industri penerbangan global kini tengah memasuki masa sulit. Lockdown menyebabkan terbatasnya gerak bisnis dan akhirnya membuat perusahaan melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Qantas Airways Ltd misalnya, masakapai ini bakal memangkas 2.500 pekerja melalui outsourcing. (Dok:Â Qantas Airways Ltd)
Bukan cuma Qantas, ada belasan maskapai besar lainnya yang 'terinfeksi' corona dan mengambil jalan memangkas karyawan. CNBC International melaporkan bahwa maskapai Amerika Serikat (AS) Delta Air Lines Inc misalnya, bakal merumahkan 1.941 pilot pada bulan Oktober dengan tujuan untuk menghemat biaya. (Dok: Delta skyteam.com)
Virgin Australia awal bulan ini telah merumahkan 3.000 pekerjanya atau sekitar sepertiga dari tenaga kerja total maskapai penerbangan tersebut. PHK tersebut merupakan bagian dari restrukturisasi Bain Capital terhadap maskapai penerbangan terbesar kedua di Australia itu. Bain Capital merupakan investor Virgin Australia. (AP/Rick Rycroft)
Maskapai penerbangan Perancis-Belanda Air France-KLM, bersama dengan anak maskapainya, Hop, berencana melakukan lebih dari 8.000 PHK. Pengumuman itu dikeluarkan awal bulan ini setelah melaporkan kerugian operasi hampir US$ 2 miliar untuk kuartal kedua. (AP/Kathy Willens)
British Airways telah meminta lebih dari 6.000 karyawannya, yang lebih banyak karyawan senior, mengambil redundansi sukarela pada 7 Agustus 2020. Pengumuman dikeluarkan setelah sebelumnya pada April maskapai itu mengumumkan bahwa 12.000 karyawannya akan kehilangan pekerjaan. (AP/Rick Rycroft)