Semester I Rugi, Pertamina Optimis Tahun Ini Bisa Cetak Laba

Wilda Asmarini, CNBC Indonesia
24 August 2020 14:38
Dok: Pertamina
Foto: Dok: Pertamina

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero), perusahaan minyak dan gas bumi milik negara, tetap optimis bisa mencetak laba bersih pada tahun ini meski membukukan kerugian sebesar US$ 767,92 juta pada semester I 2020.

Fajriyah Usman, VP Corporate Communication Pertamina, mengatakan optimisme ini dipicu karena harga minyak mentah dunia kini mulai naik dan penjualan BBM, baik industri maupun retail menunjukkan adanya peningkatan.

"Pertamina optimis sampai akhir tahun akan ada pergerakan positif sehingga ditargetkan laba juga akan positif," tuturnya melalui pesan singkat kepada CNBC Indonesia pada Senin (24/08/2020).

Selain karena meningkatnya penjualan BBM dan harga minyak mentah dunia, dia mengatakan, adanya sejumlah langkah inisiatif perseroan untuk menghadapi tantangan terutama akibat pandemi Covid-19 di tahun ini akan memicu perbaikan kinerja perusahaan.

Upaya yang dilakukan perseroan antara lain melakukan penghematan biaya operasi sampai 30% atau sekitar US$ 3 miliar pada tahun ini, melakukan kajian ulang terhadap prioritas rencana investasi, renegosiasi kontrak-kontrak yang telah ada, refinancing untuk mendapatkan biaya bunga yang lebih kompetitif, serta meningkatkan tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) sehingga biaya dari sisi rupiah juga semakin banyak komposisinya dan bisa menekan biaya secara umum.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan (tidak diaudit), jumlah beban pokok penjualan dan beban langsung lainnya pada semester I 2020 tercatat sebesar US$ 18,87 miliar, menurun dari US$ 21,98 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

"Yang paling penting adalah bahwa di tengah tantangan 2020, Pertamina tetap konsisten menjaga operasional pelayanan untuk seluruh masyarakat Indonesia dan menjaga ketahanan energi sehingga tetap menggerakkan perekonomian nasional," tuturnya.

Kerugian pada semester I 2020 ini berbanding terbalik dengan capaian laba bersih pada semester I 2019 yang mencapai US$ 659,96 juta. Fajriyah mengatakan, adanya triple shock berupa penurunan penjualan BBM yang signifikan, turunnya harga minyak mentah dunia serta terdepresiasinya rupiah sehingga terjadi kerugian selisih kurs menjadi penyebab utama kerugian perseroan pada semester I 2020 ini.

Adapun penjualan dalam negeri minyak mentah, gas bumi, panas bumi dan produk minyak mengalami penurunan menjadi US$ 16,56 miliar dari US$ 20,94 miliar pada semester I 2019.

Pada 2019 Pertamina mencatatkan laba bersih sebesar US$ 2,53 miliar dengan pendapatan US$ 54,58 miliar. Dalam lima hingga enam tahun mendatang perseroan menargetkan bisa membukukan pendapatan US$ 100 miliar.


(wia)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Melihat RS Darurat Covid-19 di Lapangan Simprug

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular