Internasional

Resesi, Raja Thailand 'Digoyang' Protes

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
19 August 2020 08:21
Pro-democracy students with tapes covering their mouths raise a three-fingers, symbol of resistance salute during a protest rally at Mahidol University in Nakhan Pathom, Thailand, Tuesday, Aug. 18, 2020. Student protesters have stepped up pressure on the government with three core demands: holding new elections, amending the constitution and ending the intimidation of critics of the government. (AP Photo/Gemunu Amarasinghe)
Foto: Demo Pelajar di Thailand (AP/Gemunu Amarasinghe)

Jakarta, CNCB IndonesiaThailand kini masuk ke jurang resesi karena penutupan akibat pandemi virus corona. Ekonomi negara itu minus dua kuartalan sepanjang 2020.

Produk Domestik Bruto terkontraksi 12,2% pada kuartal II-2020. Ini merupakan kontraksi terbesar selama 22 tahun terakhir secara tahunan dan merupakan rekor untuk penurunan kuartalan.

Namun bukan hanya resesi yang kini mengguncang negara itu. Thailand pun kini 'dikepung' gelombang unjuk rasa yang meminta pemerintahan Perdana Menteri Prayuth Chan-ocha mundur.

Bukan hanya itu, demo juga menuntut pembatasan pada kekuasaan Raja Thailand Maha Vajiralongkorn. Ini merupakan kritik yang sebelumnya dianggap tabu oleh negara itu.

Selasa (18/8/2020) malam misalnya, Murid sekolah di Thailand melakukan demonstrasi. Mereka menyuarakan protes anti pemerintah.

High school students hold up blank sheets of paper and raise their hands with a three-fingered defiance salute at the Samsen Wittayalai school in Bangkok, Thailand on Tuesday, Aug. 18, 2020. A number of students are supporting an anti-government student movement with three core demands: holding new elections, amending the constitution and ending the intimidation of critics of the government. (AP Photo/Sakchai Lalit)Foto: Demo Pelajar di Thailand (AP/Sakchai Lalit)
High school students hold up blank sheets of paper and raise their hands with a three-fingered defiance salute at the Samsen Wittayalai school in Bangkok, Thailand on Tuesday, Aug. 18, 2020. A number of students are supporting an anti-government student movement with three core demands: holding new elections, amending the constitution and ending the intimidation of critics of the government. (AP Photo/Sakchai Lalit)

Dikutip Reuters, ratusan siswa dari 12 lebih sekolah menengah meramaikan demo kemarin. Mereka menggunakan pita putih, mengecat wajah dan melakban mulut.



Mereka juga sempat menyanyikan lagu kebangsaan dan memberi salam tiga jari. Mereka menyampaikan kritikan pada kerajaan dan pemerintah yang dikuasai tentara.

"Saya ingin menunjukkan bahwa saya tidak menyukai kediktatoran dan menginginkan demokrasi sejati," kata seorang siswa berusia 17 tahun dalam protes tersebut.

Sementara itu hastaq #WhiteRibbonAgainstDictatorship juga viral di medos negeri Gajah Putih. Ini bukan demo yang pertama. Pada Senin dan Minggu protes juga terjadi.

Minggu malam, lebih dari 10.000 pengunjuk rasa juga meneriakkan "jatuhnya kediktatoran" dan "negara milik rakyat". Ini merupakan protes terbesar sejak 2014.

Mahasiswa meneriakkan slogan memprotes meneriakkan monarki yang benar-benar di bawah konstitusi dan pemerintahan baru yang bebas korupsi dan militer. Demo dipicu penangkapan sejumlah aktivis mahasiswa, penanganan virus corona (Covid-19) dan dampaknya ke ekonomi.

"Kami menginginkan pemilu baru dan parlemen baru dari rakyat," kata aktivis mahasiswa Patsalawalee Tanakitwiboonpon (24) ditulis Reuters.

"Terakhir, impian kami adalah memiliki monarki yang benar-benar di bawah konstitusi."

Pro-democracy activities gestures during a protest at Democracy Monument in Bangkok, Thailand, Sunday, Aug, 16, 2020. Protesters have stepped up pressure on the government demanding to dissolve the parliament, hold new elections, amend the constitution and end intimidation of the government's opponents. (AP Photo/Gemunu Amarasinghe)Foto: Demo Bangkok AP/Gemunu Amarasinghe
Pro-democracy activities gestures during a protest at Democracy Monument in Bangkok, Thailand, Sunday, Aug, 16, 2020. Protesters have stepped up pressure on the government demanding to dissolve the parliament, hold new elections, amend the constitution and end intimidation of the government's opponents. (AP Photo/Gemunu Amarasinghe)

(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Welcome to The Club! Thailand Resmi Resesi

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular