
Beda dengan BBM, Penjualan LPG 'Selamat' Gara-Gara WFH

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pertamina (Persero) memperkirakan penjualan LPG pada tahun inisekitar 1,3% menjadi 7,84 juta metrik ton dari 7,74 juta metrik ton pada 2019, meski saat ini masih dilanda pandemi Covid-19. Hal berbeda dengan penjualan BBM yang ditaksir drop sampai 13% padaa 2020.
Direktur Regional Marketing Subholding Commercial and Trading Pertamina Jumali mengatakan penjualan LPG ini memang berbeda dibandingkan dengan penjualan BBM yang diperkirakan lebih rendah dibandingkan tahun lalu.
Penjualan LPG terdapat peningkatan karena adanya kebijakan kerja dari rumah/work from home (WFH) dan tinggal di rumah, sehingga kegiatan masyarakat lebih banyak dilakukan di rumah dan pada akhirnya meningkatkan permintaan LPG.
"Kondisi pandemi Covid-19 membuat permintaan LPG naik hingga 2% dibandingkan kondisi normal," tuturnya saat berdiskusi dengan media pada Sabtu (15/08/2020).
Dia mengatakan proyeksi penjualan LPG menjadi 7,84 juta metrik ton hingga akhir tahun ini tidak beda jauh dari estimasi saat awal terjadinya pandemi Covid-19 yang sebesar 7,86 juta metrik ton.
"Mengingat daya beli konsumen turun 13% selama pandemi Covid-19, diprognosakan hingga akhir 2020 penjualan LPG hanya akan tumbuh 1,3% dibanding normal," ujarnya.
Ia menjelaskan bahwa perseroan tetap berusaha memberikan layanan terbaik bagi konsumen. Pihaknya melakukan berbagai upaya agar bisnis ini tetap berjalan, antara lain dengan memberikan keyakinan kepada konsumen bahwa lokasi layanan Pertamina steril dari virus Covid-19 dengan penyemprotan disinfektan pada semua titik layanan
Selain itu, memberikan jaminan kesehatan bagi petugas lapangan dan melakukan aktivitas sesuai protokol kesehatan dan harus memastikan petugas beraktivitas dalam kondisi sehat.
Selain itu, perseroan juga memperkuat penggunaan digital platform baik untuk pembayaran atau pun pembelian dan pengantaran produk kepada pelanggan. Untuk semakin memaksimalkan penjualan LPG, dia menuturkan perseroan memiliki program Trade in LPG 3 kg ke LPG non subsidi dengan menerapkan tarif promo, serta memberikan kredit ke outlet atau pangkalan untuk menambah outlet LPG non-subsidi.
(hoi/hoi)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Produksi Stagnan, Impor LPG RI Terus Meroket Hingga 2024