Jokowi Beberkan Ekonomi China & AS yang Semuanya Negatif

Chandra Gian Asmara, CNBC Indonesia
14 August 2020 14:31
Presiden RI Jokowi (Tangkapan Layar Youtube)
Foto: Presiden RI Jokowi (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keterangan pemerintah atasĀ RUU APBN 2021 beserta Nota Keuangannya di Gedung MPR/DPR/DPD, Jakarta, Jumat (14/8/2020).

Membuka pidatonya, Jokowi mengatakan Pandemi Covid-19 merupakan bencana kesehatan dan kemanusiaan di abad ini yang berimbas ke semua lini kehidupan.

"Berawal dari masalah kesehatan, dampak pandemi Covid-19 telah meluas ke masalah sosial, ekonomi, bahkan ke sektor keuangan," katanya.

Jokowi memaparkan, penanganan yang luar biasa telah dilakukan oleh banyak negara, terutama melalui stimulus fiskal.


Jerman mengalokasikan stimulus fiskal sebesar 24,8% PDB-nya, namun pertumbuhan ekonominya terkontraksi alias minus 11,7% di kuartal II-2020. Amerika Serikat (AS) mengalokasikan 13,6% PDB, namun pertumbuhan ekonominya juga minus 9,5%.

"China mengalokasikan stimulus 6,2% PDB dan telah kembali tumbuh positif 3,2% di kuartal kedua, namun tumbuh minus 6,8% di kuartal sebelumnya," ujar Jokowi.

"Kita pun melakukan langkah yang luar biasa. Undang-undang Nomor Tahun 2020 antara lain memberi relaksasi defisit APBN dapat diperlebar di atas 3% selama tiga tahun. Tahun 2020, APBN telah diubah dengan defisit sebesar 5,07% PDB dan kemudian meningkat lagi menjadi 6,34% PDB," lanjutnya.

Jokowi menjelaskan, pelebaran defisit dilakukan mengingat kebutuhan belanja negara untuk penanganan kesehatan dan perekonomian meningkat pada saat pendapatan negara mengalami penurunan.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Defisit RAPBN 2021 Bengkak Jadi 5,2% Terhadap PDB

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular