Bamsoet Ungkap Seramnya Covid-19 Hingga Ancaman Resesi

Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
14 August 2020 09:55
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Tangkapan Layar Sekretariat Negara)
Foto: Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Tangkapan Layar Youtube Sekretariat Presiden)

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI) Bambang Soesatyo menyampaikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR RI Tahun 2020 di ruang sidang MPR RI, Jakarta, Jumat (14/8/2020).

Dalam kesempatan itu, Bambang mengatakan, mengtakan pandemi covid-19 berdampak bukan hanya kepada kesehatan masyarakat maupun pendidikan, tapi juga dimensi yang lain khususnya di bidang ekonomi.

Menurut, pria yang kerap disapa Bamsoet ini, pada periode Maret hingga Agutus 2020 saja misalnya, menjadi fase terberat bagi perekonomian Indonesia.

"Badan Pusat Statistik merilis angka pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan II-2020 minus 5,32 persen dibanding triwulan II- 2019," kata Bamsoet.

Lebih lanjut, dia bilang krisis perekonomian tidak hanya terjadi di Indonesia, tapi juga pada pertumbuhan ekonomi global yang merosot tajam karena terganggunya aktivitas perekonomian akibat pandemi Covid-19.

Bamsoet lantas mengutip dari laporan Bank Dunia. Menurut lembaga itu, sudah hampir seluruh dunia mengalami resesi ekonomi.



"Resesi akibat covid-19 merupakan yang terburuk dalam sejarah sejak Perang Dunia II. Sebelumnya, Dana Moneter Internasional (IMF) juga telah melansir proyeksi serupa," tuturnya.

"Bahkan, dalam outlook yang dipublikasikan pada bulan April 2020, IMF menyebut resesi kali ini lebih dalam daripada era Great Depression pada tahun 1930-an," kata Bamsoet melanjutkan.

Bamsoet memandang dampak ekonomi akibat virus corona sangat buruk sekali. Pemulihannya akan lambat dan krisis akan memiliki dampak yang bertahan lama, secara tidak proporsional mempengaruhi golongan masyarakat yang paling rentan.

Jika tidak segera diatasi, efek domino resesi akan menyebar ke berbagai sektor, mulai dari macetnya kredit perbankan hingga lonjakan inflasi sulit dikendalikan.

"Atau sebaliknya deflasi yang tajam karena perekonomian tidak bergerak. Kemudian, neraca perdagangan akan menjadi minus dan berimbas langsung pada cadangan devisa," ujar Bamsoet.

Dalam skala riilnya, dampak resesi terhadap sebuah negara adalah meningkatnya pengangguran, anjloknya pendapatan, meningkatnya angka kemiskinan, merosotnya harga aset seperti pasar saham atau properti.

Selain itu, kata Bamsoet, juga berdampak melebarnya angka ketimpangan, tingginya utang pemerintah bersamaan dengan penerimaan pajak yang anjlok, serta produksi yang hilang secara permanen, dan bisnis gulung tikar.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ketua MPR RI: 66 Negara Diprediksi Bangkrut dan Ambruk

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular