Seperti Perang, Kematian Corona di Brasil Tembus 100.000 Jiwa

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
09 August 2020 20:34
Crosses mark the graves of those who have passed away since early April, filling a new section of the Nossa Senhora Aparecida public cemetery amid the new coronavirus pandemic in Manaus, Brazil, Sunday, May 16, 2020. The new area was opened last month to cope with a sudden surge in deaths in the city, though most of the deceased were not tested for COVID-19. (AP Photo/Felipe Dana)
Foto: Covid-19, Manaus. Brazil (AP/Felipe Dana)

Jakarta, CNBC Indonesia - Brasil telah mencatat lebih dari 100.000 kematian terkait dengan Covid-19, dan menjadi jumlah angka tertinggi kematian kedua di dunia. Angka yang terus menanjak tersebut sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda mereda.

Pandemi virus corona di Brasil memang belum mencapai puncaknya, tetapi toko-toko dan restoran sudah dibuka kembali. Presiden Brasil, Jair Bolsonaro dianggap telah meremehkan dampak virus, dan menentang tindakan yang dapat merusak perekonomian negara tersebut.

Bolsonaro yang juga sempat terkena penyakit Covid-19 dan berhasil sembuh itu melawan aturan pembatasan yang diberlakukan oleh gubernur negara bagian untuk menekan angka penularan Covid-19. Bahkan pemimpin sayap kanan ini sering terlihat bergabung dengan kerumunan pendukung, terkadang tanpa mengenakan masker.

Presiden Bolsonaro, yang menyebut Covid-19 sebagai "flu ringan" dan telah dikritik di dalam dan luar negeri karena tanggapannya terhadap wabah, mengatakan ia pulih dari Covid-19 berkat obat anti-malaria.

Para ahli mengeluhkan kurangnya rencana terkoordinasi oleh pemerintah Bolsonaro karena pemerintah daerah sekarang fokus untuk memulai kembali ekonomi, yang kemungkinan akan meningkatkan penyebaran virus.

Tanggapan pemerintah federal dipimpin oleh seorang jenderal angkatan darat yang tidak memiliki pengalaman dalam kesehatan masyarakat. Dua menteri kesehatan Brasil sebelumnya, yang merupakan dokter, meninggalkan pekerjaan itu setelah tidak setuju dengan presiden mengenai aturan jarak sosial dan penggunaan hydroxychloroquine sebagai pengobatan, meskipun penelitian mengatakan obat itu tidak efektif dan bahkan berbahaya.

Sedangkan para ahli mengatakan kombinasi kota yang penuh sesak, kemiskinan, dan sistem kesehatan yang tidak memadai berkontribusi pada wabah di wilayah tersebut.

Brasil kini memiliki 100.543 kematian dan 2.094.293 pasien berhasil sembuh, dari total 3.013.369 kasus terjangkit, menurut kementerian kesehatan. Brasil juga menyumbang hampir setengah dari semua kematian terkait virus corona yang tercatat di Amerika Latin dan Karibia, di mana lebih dari lima juta kasus telah dikonfirmasi.

Beberapa negara yang terkena dampak paling parah termasuk Meksiko, yang memiliki jumlah kematian tertinggi ketiga di dunia dengan 52.000 dan hampir 476.000 kasus, serta Peru, Kolombia, dan Chili.

Secara global, virus corona sudah menjangkit 19.834.796 orang di dunia, dengan 730.210 kasus kematian, dan 12.741.369 pasien berhasil sembuh, menurut data Worldometers. Amerika Serikat menjadi negara yang menduduki peringkat pertama dengan angka penularan terbanyak, disusul Brasil dan India.


(dob/dob)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Data Baru Sebut China Sudah Kaji Covid Sebelum Pandemi Meledak

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular