
Deretan Pesan Pengusaha untuk Jokowi yang 'Ogah' RI Resesi

Jakarta, CNBC Indonesia - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia Shinta Kamdani angkat suara perihal keinginan Presiden Joko Widodo agar ekonomi Indonesia pada kuartal III bangkit usai tumbuh -5,32% di kuartal II lalu. Menurut Shinta, pemulihan ekonomi tanah air di tengah pandemiĀ Covid-19 turut bergantung kepada rangkaian stimulus pemerintah.
"Dari sisi kebijakan, stimulus-stimulus kita sudah baik dan sudah tepat, tetapi tidak efektif untuk mendongkrak kinerja sektor riil karena pencairan atau distribusinya terhambat kepada pihak-pihak yang membutuhkan, khususnya masyarakat yang kehilangan pendapatan/pekerjaan dan pelaku usaha yang kekurangan modal usaha untuk tetap beroperasi meski kondisi pasar masih belum cukup baik," ujarnya kepada CNBC Indonesia di Jakarta, Minggu (9/8/2020).
"Distribusi stimulus untuk peningkatan daya beli masyarakat serta peningkatan belanja pemerintah untuk penciptaan demand (permintaan) sangat dibutuhkan sehingga memberikan output Q3 yang positif," lanjut Shinta.
Lebih lanjut, ia juga mengatakan reformasi kebijakan ekonomi, khususnya kebijakan-kebijakan yang memengaruhi perbaikan iklim usaha dan investasi, harus terus dilaksanakan dan direalisasikan. Tujuannya agar peningkatan kinerja sektor riil tidak hanya bertumpu pada stimulus-stimulus dan kekuatan modal dalam negeri yang terbatas, tetapi juga dengan FDI (foreign direct investment).
"Kalau tidak diperbaiki, rebound ekonomi menjadi tidak solid (mudah terganggu faktor eksternal) dan recovery ekonomi akan berlangsung lama (bukan di Q3-2020) karena supply capital jauh lebih rendah daripada kebutuhan capital di sektor riil dan lapangan pekerjaan pun sulit atau lambat diciptakan kembali bagi pekerja-pekerja yang kehilangan pekerja sepanjang pandemi Covid-19," ujar Shinta.
Terakhir, lanjut dia, pemerintah perlu memberikan keyakinan kepada masyarakat bahwa penanggulangan Covid-19 dilakukan dengan baik. Tidak hanya itu, masyarakat perlu terus mengikuti protokol kesehatan demi menekan penyebaran virus corona baru penyebab Covid-19.
Kemarin, Jokowi menyampaikan pidato kunci dalam Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra) yang digelar di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Dalam kesempatan itu, Jokowi kembali bicara soal krisis kesehatan dan krisis ekonomi yang dipicu oleh pandemi Covid-19.
"215 negara di dunia tengah menghadapi situasi ketidakpastian menghadapi krisis kesehatan yang juga sekaligus krisis ekonomi yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Tidak ada satu pun negara yang siap menghadapi krisis seperti ini," katanya.
Menurut Jokowi, pandemi Covid-19 telah berimbas kepada kontraksi berbagai negara. Pertumbuhan ekonomi Prancis -19%, India -18,9%, Inggris -17,9%, Uni Eropa -14,4%, Singapura -12,6%, Jerman -11,7%, Amerika Serikat -9,5%, dan Korea Selatan -2,59%.
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga menyebut lembaga dunia seperti Dana Moneter Internasional (IMF) juga memprediksi perekonomian global akan menghadapi krisis keuangan terburuk sejak Depresi Besar 1930.
"Ini situasi yang sedang kita hadapi saat ini, persoalan nyata di depan mata yang tidak mudah, tapi sebagai bangsa pejuang, kita harus mengatasi persoalan kita sendiri, dengan cara kita sendiri, dengan kemampuan kita sendiri untuk mencapai tujuan nasional, bangsa kita, Indonesia," ujar Jokowi.
Kepala Negara juga optimistis, sejalan dengan kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang mulai dilonggarkan, perekonomian Indonesia akan mulai bangkit di kuartal ketiga tahun ini. Mafhum, sepanjang kuartal II lalu, PDB nasional terkontraksi cukup dalam, yaitu -5,32% secara tahunan.
"Tapi kita tidak boleh menyerah, kita harus berupaya agar di kuartal III kita bangkit, kita bisa rebound sehingga tidak jatuh ke jurang resesi," kata Jokowi.
Oleh sebab itu, dengan jumlah penduduk 260 juta orang, menggenjot konsumsi domestik akan menjadi kunci Indonesia keluar dari jurang resesi.
"Jumlah penduduk 260 juta adalah kekuatan besar. Jumlah usia produktif kekuatan produktif negara kita, kita lihat apa saja yang menjadi kekuatan kita," ujar Jokowi.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Angka yang Harus Dibayar Mahal Jika Lockdown, RI Bangkrut?