
Penyaluran FLPP Masih Lesu, Bukti Krisis Itu Nyata?

Jakarta, CNBC Indonesia - Sebagai antisipasi merosotnya industri sektor perumahan, pemerintah telah memutuskan menambahkan alokasi fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dan Bantuan Pembiayaan Perumahan Berbasis Tabungan (BP2BT) sebesar Rp 1,5 triliun.
Sayangnya, realisasi tersebut masih lesu.
Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Eko Djoeli Heriepoerwanto melaporkan, dari catatannya realisasi target pembiyaan untuk FLPP hanya mencapai 77.423 unit atau 75,53% dari yang ditargetkan yakni 102.500 unit.
Kemudian, untuk yang BP2BT realisasinya hanya mencapai 147 unit atau 1,55% dari yang ditargetkan yakni 9.500 unit. "Itu posisinya seperti itu," jelas Eko saat melakukan diskusi virtual, Rabu (29/7/2020).
Adapun untuk realisasi KPR dengan subsidi selisih bunga, pemerintah baru berhasil memberikan bantuan kepada masyarakat untuk pembangunan 4.067 rumah atau baru mencapai 2,32% dari yang ditargetkan sebesar 175 ribu rumah.
Untuk menggerakkan kembali sektor perumahan, pemerintah kata Eko, di sisa akhir tahun yang tinggal 5 bulan ini, pemerintah siap untuk mendukung fasilitas bantuan pembiayaan perumahan mencapai 330 ribu unit.
Disamping itu, pemerintah juga berencana untuk memberikan stimulus subisidi Kredit Pemilikan Rumah (KPR) untuk KPR 21 m2 hingga KPR 70 m2. Hal ini disampaikan langsung oleh Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara dalam kesempatan yang sama.
"Sektor perumahan KPR 70 adalah yang masuk bisa dapatkan subsidi bunga dari program PEN, kita akan kumpulkan data dari OJK. Nanti kita kerja sama dengan perbankan penyalur untuk hitung subisidi bunga yang diberikan ke nasabah. Desainnya ada, dan sedang berjalan," jelas Suhasil.
(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article PT SMF Salurkan Rp108 Triliun KPR FLPP dalam 13 Tahun