Petugas merapihkan merapikan interior bus di salah satu pool bus pariwisata kawasan Tanjung Barat, Jakarta Selatan, Selasa (28/7/2020). Masih diberlakukannya Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) dan penutupan tempat rekreasi akibat Covid-19, berimbas pada jasa bus pariwisata. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Penutupan objek wisata dan imbauan untuk tidak ke tempat keramaian demi mencegah penyebaran Covid-19 membuat Perusahaan Otobus (PO) pariwisata mengandangkan armadanya. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Mereka telah kehilangan momentum untuk meraup cuan sebelum Ramadhan lalu dan kemungkinan masih akan terus berlanjut (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Bayang-bayang setoran cicilan ke perusahaan leasing juga menghantui para pemilik PO ini. Fajar, Head of Marketing PO Manhattan, menjelaskan usaha bus sejak pandemi ini terpuruk. "Biasanya sudah ramai lagi pada H-7 Lebaran kemarin, namun kondisi seperti ini, banyak bus yang dikandangkan, akibatnya membuat pemasukan tidak ada," katanya. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
"Biasanya sebelum Corona datang bisa pemasukan satu bulan 80% hingga 90% atau 20-30 unit bus keluar. Sejak bulan Maret pengelola mengalami penurunan pendapatan dan penyewaan bus hingga 80%," lanjut Fajar. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Dampak dari suasana ini juga membuat perusahaan juga menjual beberapa unit bus. "Kita sampai menjual enam unit bus untuk menutup biaya operasional perusahaan," kata Fajar. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)
Masih diberlakukannya Pembatasan Sosial Bersekala Besar (PSBB) dan penutupan tempat rekreasi akibat Covid-19, berimbas pada jasa transportasi pariwisata. Penutupan obyek wisata dan imbauan untuk tidak ke tempat keramaian demi mencegah penyebaran corona (covid-19) membuat Perusahaan Otobus (PO) pariwisata mengandangkan armadanya. (CNBC Indonesia/ Muhammad Sabki)