AS-China 'Perang' Lagi Gegara Konsulat, Ini Ramalan Dahlan

CNBC Indonesia, CNBC Indonesia
26 July 2020 14:46
Dahlan Iskan
Foto: detik.com

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) dan China selalu terlibat hubungan menarik dan tensi tinggi. Kedua negara maju ini terlibat hubungan dagang yang mesra sebelum akhirnya Presiden AS Donald Trump menyadari kerugian defisit perdagangan yang dialami AS dengan China.

Muncullah perang dagang AS-China yang kemudian merembet efeknya ke negara-negara lain. Kemudian perseteruan soal virus corona (Covid-19). Saat itu, di awal Mei, Trump bahkan mengecam badan kesehatan PBB dengan menyebutnya sebagai boneka (puppet) China.

Kini AS-China kembali panas. Persoalan kedua negara ini pun dibahas oleh Menteri BUMN 2011-2014 Dahlan Iskan dalam tulisan terbarunya berjudul "Perang Konsulat".

Trump, dalam konferensi pers Gedung Putih pada Rabu pekan lalu (22/7), memang menegaskan penutupan konsulat China di Houston, Texas. "Ini dilakukan untuk memproteksi properti intelektual AS dan informasi rahasia AS," sebut Juru Bicara Departemen Luar Negeri AS Morgan Ortagus sebagaimana ditulis CNBC International, Rabu (22/7/2020).

Konsulat China disebut melakukan aksi mata-mata. AS menuding China tidak menghormati hukum dan peraturan negara penerima.

Dahlan mengira penutupan ini akan dibalas China dengan menutup konsulat AS di Wuhan, wilayah ibu kota provinsi Hubei, tapi ternyata Dahlan keliru.

"Semula saya kira konsulat Amerika yang di Wuhan yang akan dijadikan tit-for-tat [pembalasan setara]. Rupanya saya salah kira. Konsulat di Wuhan dianggap kurang seimbang. Maka Houston dibalas dengan Chengdu. Bagi Amerika, konsulat di kota Chengdu, ibu kota provinsi Sichuan, lebih strategis. Amerika bisa memata-matai Tibet dari Chengdu," katanya, dalam blognya, Disway, dikutip Minggu (26/7/2020).

Dahlan menjelaskan, Chengdu adalah kota terbesar di wilayah barat Tiongkok. Bertetangga dengan Tibet. Semua penerbangan ke Lhasa, ibu kota Tibet, transit di Chengdu. Demikian juga semua kereta cepat dan lambat.

Menurut Dahlan, konsulat Tiongkok di Houston dan konsulat Amerika di Chengdu sama-sama penting, cuma beda misi. Tiongkok memiliki konsulat di Houston untuk kepentingan ekonomi. Houston adalah 'ibu kota' minyak-nya Amerika.

Sebaliknya Amerika, memiliki konsulat di Chengdu untuk kepentingan politik karena wilayah tersebut dekat dengan Tibet. Amerika sangat membela Dalai Lama, tokoh utama Tibet yang anti-Tiongkok.

Belakangan, Amerika juga sudah kurang memperhatikan Tibet lagi. Amerika seperti lelah membela Tibet. Apalagi Tiongkok memang dengan nyata membangun dan memakmurkan Tibet. Salah satunya dengan membangun rel kereta cepat ke Lhasa. Yang semula bisa dianggap mustahil.

Rel itu mempertaruhkan banyak hal: secara ekonomi sangat tidak ekonomis. Secara teknologi luar biasa sulitnya: harus melewati wilayah dengan ketinggian di atas 3.000 meter. Itu berarti sangat tipis oksigennya. Juga harus menggunakan konstruksi amat khusus: rel itu harus digelar di atas gunung es. Yang secara teknis pondasi tanah di bawahnya sangat rapuh.

"Maka seandainya Tiongkok menutup konsulat Chengdu Amerika mungkin tidak lagi merasa terlalu kehilangan. Bahkan bisa dianggap justru menghemat anggaran. Hanya aktivis pro-demokrasi di Tibet yang akan menyesalkannya," jelas Dahlan.

Covid-19

Dalam tulisan tersebut, Dahlan pun menyinggung ramalannya soal 'Perang Konsulat ini. Menurut Dahlan, Tiongkok punya lima konsulat di Amerika. Demikian juga Amerika punya lima konsulat di Tiongkok. Bagi Tiongkok lima konsulatnya itu penting semua: New York, Houston, San Francisco, Los Angeles dan Chicago.

"Begitu banyak warga Tionghoa di sekitarnya. Bahkan, kalau diizinkan, Tiongkok perlu 15 konsulat lagi di sana. Kan belum ada di Seattle, San Diego, Boston, pun mungkin di Alberqueque...Tapi apa pentingnya Amerika punya konsulat di Shenyang? Juga di Wuhan? Konsulat di Shenyang, ibu kota provinsi Liaoning, mungkin penting. Dulu. Untuk memata-matai Korea Utara."

Workers put on protective suits as they wait for people living surrounding the Xinfadi wholesale market arrive to get a nucleic acid test at a stadium in Beijing, Sunday, June 14, 2020. China is reporting its highest daily total of coronavirus cases in two months after the capital's biggest wholesale food market was shut down following a resurgence in local infections. (AP Photo/Andy Wong)Foto: Petugas mengenakan pakaian pelindung saat mereka menunggu warga yang tinggal di sekitar pasar grosir Xinfadi untuk mendapatkan tes asam nukleat di sebuah stadion di Beijing, Minggu (14/6/2020). (AP Photo/Andy Wong)
Workers put on protective suits as they wait for people living surrounding the Xinfadi wholesale market arrive to get a nucleic acid test at a stadium in Beijing, Sunday, June 14, 2020. China is reporting its highest daily total of coronavirus cases in two months after the capital's biggest wholesale food market was shut down following a resurgence in local infections. (AP Photo/Andy Wong)

Dahlan mengatakan, mungkin Amerika sengaja akan mengurangi konsulatnya. Barangkali hanya yang di Shanghai dan Guangzhou yang masih akan dipertahankan.

Jangankan konsulat, katanya, Trump juga menutup kantor perwakilan kesehatan Amerika di Beijing. Padahal kantor itu sangat penting. Agar Amerika dengan cepat bisa tahu ada penyakit apa saja yang lagi berkembang di Tiongkok. Yang bisa dicegah untuk tidak terjadi di Amerika.

"Enam bulan setelah penutupan itu muncul wabah Covid-19 di Wuhan. Amerika sudah telanjur kehilangan 'mata dan telinga'. Terjadilah pandemi di Amerika sekarang ini. Jadi, apakah heboh penutupan konsulat Houston ini akan berkembang ke perang beneran? Rasanya tidak."

"Kecuali..... Wabah Covid-19 terus saja memburuk di sana. Kecuali.... Hasil jajak pendapat terus saja menyebutkan dukungan pada Trump menurun."

Sebagai informasi, kasus corona di AS juga tertinggi di dunia, 4.19 juta dengan meninggal dunia 148.000 orang. Jumlah terbanyak di California 443.000, kemudian menyusul New York 415.000 dan Florida 402.000 data New York Times diperbaharui Sabtu pukul 17.57 WIB.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article BUMN RI Kalah dari Singapura, Ini Jawaban Dahlan Iskan

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular