Siswa MI As-Shiddiqin, Maudi (8 tahun) (kanan) menumpang mengerjakan tugas sekolah di rumah Achafa (8 tahun) (kiri) saat belajar jarak jauh di kawasan Kalibaru, Cilincing, Jakarta, Selasa (21/7/2020). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Merebaknya virus corona baru penyebab Covid-19 membuat metode belajar-mengajar berubah. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sekarang semua sekolah menerapkan belajar online atau belajar jarak jauh. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Namun, metode ini dikeluhkan banyak orang tua. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Metode pembelajaran jarak jauh di Ibu Kota masih menemui kendala berupa masih adanya warga yang belum memiliki fasilitas telepon pintar dan besarnya kuota pulsa yang harus dikeluarkan sehingga membuat para siswa terpaksa harus menumpang di rumah temannya dan mencari jaringan Wi-Fi. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Sistem belajar di rumah juga banyak dikeluhkan siswa karena lebih nyaman di sekolah. "Enakan belajar di sekolah karena banyak teman," ujar Achafa. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menilai siswa berlatar belakang tingkat ekonomi menengah ke bawah atau kurang mampu punya potensi tertinggal yang lebih besar ketika pembelajaran jarak jauh atau belajar dari rumah. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Ketimpangan kemampuan siswa ekonomi menengah ke bawah dengan ekonomi menengah ke atas, katanya, kerap didapati ketika situasi normal. Ketimpangan ini bakal makin menjadi di tengah pandemi. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Karena banyaknya kendala akses teknologi yang mengganjal jalannya pembelajaran jarak jauh bagi siswa kurang mampu. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Seperti diketahui Kemendikbud juga sedang menggodok modul pembelajaran yang bakal dibagikan ke siswa tanpa akses internet selama PJJ. Modul ini diutamakan untuk siswa sekolah dasar. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)