
Kasus Positif Covid-19 di Jakarta Kok Meroket, Pak Anies?

Jakarta, CNBC Indonesia - Kasus positif Covid-19 di DKI Jakarta mencatat rekor dalam penambahan kasus harian sebanyak 404 kasus pada Minggu (12/07/2020). Pecah rekor penambahan kasus positif pun bukan hanya pada hari Minggu, melainkan tiga kali dalam seminggu terakhir.
Sejalan dengan hal itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan positivity rate di DKI Jakarta menjadi 10,5% melonjak 2 kali lipat dibandingkan di masa awal. Padahal, pada 25 Juni-1 Juli 2020 dari 31.085 tes PCR, positivity rate sebesar 3,9%. Kemudian pada 2-8 Juli 2020 dari 34.007 orang yang di tes positivity ratenya 4,8%.
"Tapi hari ini positivity ratenya 10,5% melonjak 2x lipat, ini adalah satu peringatan bagi kita semua, bahwa kita harus waspada dan disiplin," kata Anies, Minggu (12/07/2020).
Dia mengingatkan jangan menganggap enteng dan merasa sudah terbebas dari Covid-19. Anies mengatakan sejak PSBB transisi 4 Juni sampai dengan 2 Juli jumlah kasus baru yang ditemukan 6.748 kasus. Selain itu Pemprov DKI Jakarta pun selalu memperhatikan angka presentase yang muncul, sebagai upaya antisipasi dan mengendalikan perkembangan dari Covid-19.
"Memang karena kita aktif melakukan tracing tetapi tambah kasusnya, positivity ratenya di-bawah 5%. Artinya meski ada 200, tapi dari 4,000 tes maka dia hanya 5%. Berbeda dari 200 dari 1.000 tes, maka dia 20%. Kami selalu perhatikan angka presentasenya karena ini adalah angka yang diantisipasi atau perkembangan yang dikendalikan," kata Anies.
Selain itu, dia memaparkan sejak Juni hingga saat ini, kluster terbesar yang tercatat adalah rumah sakit 45,26%, pasien komunitas 38%, pasar tradisional 6,8%, pekerja migran 5,8%, dan sisanya di area perkantoran. Namun, menurut Anies, yang perlu diperhatikan, sebanyak 66% kasus positif yang ditemukan adalah orang tanpa gejala (OTG) yang tidak sadar sudah terekspos Covid-19.
"Kalau mereka tidak kami datangi, yang bersangkutan juga tidak menyadari kalau mereka positif, dia membawa virus Covid-19. Ini yang membuat mereka harus hati-hati. Berbeda kalau yang kita temukan adalah mereka yang datang ke rumah sakit, ini 66% adalah yang kita temukan karena kita melakukan testing," ujar Anies.
Untuk itu, mantan menteri pendidikan dan kebudayaan ini meminta masyarakat tetap waspada dan tidak menganggap enteng penyebaran Covid-19. Jika penambahan yang tinggi ini terus berlangsung, menurutnya kemungkinan Jakarta akan kembali ke situasi sebelum, yakni sebelum PSBB sebelum transisi.
"Ada titik-titik yang harus diwaspadai, seperti transportasi umum, karena menjaga jarak sering kali sulit. Kemudian pasar, kondisi di pasar sering membuat interaksi pendek, pastikan semua displin. Pakai masker di mana saja dan aktvitas apa saja, jaga jarak aman satu meter, cuci tangan pakai sabun, dan pastikan ruang tempat berkegiatan tidak boleh lebih dari kapasitas 50%," kata Anies.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ngerinya Covid-19 Jakarta: Kasus Aktif Tembus 12.196 Orang!