Rapid Test Mahal

Bos Garuda: Banyak Orang Menari di Atas Penderitaan Kami

Monica Wareza, CNBC Indonesia
07 July 2020 18:44
Airbus A330-900 Garuda Indonesia (Airbus)
Foto: Airbus A330-900 Garuda Indonesia (Airbus)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kewajiban untuk melakukan rapid test untuk berpergian dengan maskapai penerbangan menjadi hal yang serius. Pasalnya, harga rapid test yang ditawarkan sejumlah pihak mahal. Akibatnya, banyak orang berfikir ribuan kali untuk naik pesawat terbang yang harus membayar double termasuk tiket yang tak murah.

Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk Irfan Setiaputra mengatakan Garuda telah menyediakan fasilitas rapid test bagi penumpang. Tapi, tak semua penumpang dapat diakomodir, sehingga calon penumpang terpaksa melakukan rapid test secara mandiri.

Menurut Irfan, tidak ada pengaturan harga maksimal rapid test membuat layanan ini kerap sulit diakses masyarakat. "Kami sungguh menyesalkan banyak orang kemudian menari di atas penderitaan kami hari ini, dengan menawarkan harga rapid test yang terlalu melambung," kata Irfan saat rapat dengan DPR, Selasa (7/7/2020).

Ia mengatakan, biaya rapid test ada yang mematok sampai Rp 500.000. Walaupun ada juga yang saat ini menyediakan layanan rapid test hanya Rp 80.000. "Hari ini ada yang mengatakan (biaya) sudah Rp120 ribu, tapi ada yang bilang Rp80 ribu. Jadi, ini yang perlu terus menerus kami cari kenapa masih ada yang Rp350 ribu-Rp500 ribu."



Sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga mengeluhkan mahalnya biaya rapid test dan meminta Kementerian Keuangan agar memberikan subsidi kepada masyarakat yang hendak melakukan perjalanan.

Usulan ini sebagai upaya Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam menyelesaikan polemik kewajiban rapid test atau tes PCR untuk melakukan perjalanan ke luar kota.


(dru)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dirut Garuda Indonesia Optimis Terbang Lebih Tinggi di 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular