Kemenhub Sebut Maskapai Minta Pembiayaan Rapid Test Penumpang

Yuni Astutik, CNBC Indonesia
07 July 2020 17:08
Sejumlah pesawat dari berbagai maskapai penerbangan di pelataran pesawat Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Kamis (4/1/2018)
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Direktur Jenderal Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan Novie Riyanto mengungkapkan sejumlah permintaan operator angkutan udara kepada pemerintah terkait operasional di masa transisi pandemi Covid-19. Hal itu diungkapkan Novie dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI di ruang rapat Komisi X DPR RI, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (7/7/2020).

"Pertama, pemanfaatan diskon tarif udara yang tidak dilaksanakan, yaitu pembiayaan parkir pesawat yang tidak beroperasi. Kemudian terkait pembiayaan rapid test kepada calon penumpang udara," katanya.

Dalam rapat tersebut juga disebutkan mengenai Peraturan Menteri Perhubungan (PM) Nomor 41/2020 tentang Pengendalian Transportasi Guna Mewujudkan Operasional Udara Masyarakat Produktif dan Aman.

Sesuai dengan surat edaran dirjen perhubungan udara, tertera panduan penyelenggaraan transportasi udara terkait bandar udara dan navigasi. Di mana implementasinya adalah kebijakan mendukung masyarakat produktif.

"Pre-flight terdiri dari sosialisasi penumpang sehat, persyaratan perjalanan, hasil valid PCR di mana hasil relatif berlaku 14 hari sesuai sesuai SE Gugus tugas 2020," ujar Novie.


"Inflight terdiri dari pembatasan penumpang, isolasi, physical distance penumpang, saring udara efisiensi udara. Persyaratan penumpang dan crew menggunakan Masker, pakai lengan panjang dan lainnya," terangnya.


Sementara untuk post flight, ada pemeriksaan suhu, penanganan kesehatan, protokol kesehatan bandar udara serta pengaturan jaga jarak.



Satu penerbangan
Dalam kesempatan yang sama Direktur Utama PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), Irfan Saputra mengatakan, ada penurunan signifikan penumpang pesawat, salah satunya adalah rute dari Jakarta menuju Denpasar, Bali.


"Sebelum Covid-29, ada sampai 16 penerbangan ke Denpasar dan selalu penuh. Sekarang hanya satu isinya 15, tapi memang Pemda Bali membatasi," kata Irfan.

Dia juga menyebut, jumlah wisatawan mancanegara turun drastis mencapai 87% pada April dan 90% pada Mei 2020. Ada lima negara yang menjadi pengunjung terbesar , namun sayangnya 5 negara tersebut melakukan pembatasan bepergian.


"Australia, menghindari seluruh warganya hingga akhir tahun, kecil sekali warga Australia yang masuk ke Indonesia sehingga fokus kita ke wisatawan nusantara," ujar Irfan.

Terkait dengan keamanan pesawat, Garuda memastikan semua penumpang aman dan nyaman. Dia mengaku pernah ada 1-2 kasus penumpang ditemukan positif, namun pihaknya akan memberlakukan standar ketat terkait implikasi yang menyebabkan penyebaran virus tersebut.

Terakhir dia berharap semoga bisa melewati krisis ini sehingga bisa membuka rute penerbangan ke rute lain seperti Delhi, Mumbai dan wilayah lain di Amerika Serikat. Pun Eropa yang ditengarai memiliki kemampuan berbelanja yang lebih baik.


(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ini Jurus Menhub Agar Tak Terjadi 'Kiamat' Pesawat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular