Departemen Luar Negeri Amerika Serikat telah memutuskan untuk menyetujui penjualan sejumlah alat utama sistem persenjataan (alutsista) kepada Pemerintah Indonesia senilai US$ 2 miliar atau setara Rp 28 triliun (kurs Rp 14.000/US$). (Mass Communication Specialist 3rd Class Amber Smalley/U.S. Navy via AP)
Alutsista itu antara lain delapan pesawat angkut militer militer jenis MV-22 Block C Osprey dan peralatan terkait. Pesawat MV-22 Block C Osprey, pesawat yang unik perpaduan antara helikopter dan pesawat terbang baling-baling. (AP Photo/Charles Dharapak)
Demikian keterangan pers resmi dari Defense Security Cooperation Agency (DSCA) pada Senin (6/7/2020) seperti dikutip CNBC Indonesia, Selasa (7/7/2020). "DSCA telah memberi tahu Kongres AS tentang penjualan itu pada hari ini (6 Juni 2020)," tulis DSCA. (AP Photo/Eric Talmadge)
MV-22 Osprey merupakan pesawat angkut militer yang menggabungkan keunggulan sebuah helikopter dengan pesawat sayap tetap (fixed wing). (AP Photo/Koji Ueda)
MV-22 Osprey adalah pesawat pendukung serangan utama untuk Korps Marinir A.S. Pesawat tersebut untuk menggantikan helikopter CH-46 Sea Knight dan telah dikerahkan untuk mendukung pasukan dalam pertempuran sejak 2007. (AP Photo/Bullit Marquez)
Osprey unik karena menggunakan dua mesin yang diposisikan di ujung sayap tetap yang bertempat di nacelles yang berputar untuk memungkinkan MV-22 mendarat dan lepas landas secara vertikal. (AP Photo/Charles Dharapak)
MV-22 juga menyediakan transportasi untuk staf Gedung Putih sebagai bagian dari skuadron presiden HMX-1 yang berbasis di Quantico, Va (AP Photo/Andrew Medichini)
Rilis DSCA juga menyebutkan Indonesia juga hendak membeli sejumlah alutsista antara lain 24 AE 1107C Rolls Royce Engine, 20 Sistem Peringatan Rudal AN/ AAR-47, dan 20 Machine Guns GAU-21. Pembelian itu juga meliputi pelatihan personel, peralatan pelatihan, hingga dukungan teknis lainnya. (AP Photo/Chris Park)
"Perkiraan total biaya US$2 miliar. Penjualan yang diusulkan ini akan mendukung tujuan kebijakan luar negeri dan tujuan keamanan nasional Amerika Serikat dengan meningkatkan keamanan mitra regional penting yang merupakan kekuatan bagi stabilitas politik dan kemajuan ekonomi di wilayah Asia Pasifik," tulis DCSA. (AP Photo/Andrew Medichini)