
Good News! Ada 18 Calon Vaksin Covid-19, AS-China-UK Terdepan

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan terdapat 147 program vaksin Covid-19 di seluruh dunia. Dari jumlah itu, sebanyak 18 kandidat kuat lantaran sedang memasuki fase uji klinis.
Pengujian kandidat vaksin sedang dilakukan di fasilitas penelitian yang berbasis di AS, China, Inggris, Rusia, Korea Selatan, dan negara-negara lain.
Fox Business seperti dikutip, Minggu (5/7/2020), melaporkan kandidat vaksin yang diteliti di AS, China, dan Inggris, menunjukkan perkembangan yang menjanjikan sejauh ini.
Berikut perinciannya:
AS
Presiden AS Donald Trump mengumumkan Operation Warp Speed Mei lalu untuk pengembangan vaksin pada akhir 2020. Anggaran yang disediakan pemerintah mencapai US$ 10 miliar.
Perusahaan Bioteknologi, Moderna, memimpin perlombaan untuk memperoleh vaksin Covid-19. Moderna menargetkan kandidat vaksin, yang menggunakan messenger RNA, memasuki fase III bulan ini.
Sementara itu, raksasa farmasi AS, Pfizer, juga sudah melaporkan hasil positif pengembangan kandidat vaksin bersama perusahaan bioteknologi Jerman, BioNTech. Mereka mengklaim uji coba fase II kepada sejumlah orang telah berhasil.
Perusahaan AS lainnya seperti Inovio dan Novavax juga terus mengembangkan kandidat vaksin.
China
Di Negeri Tirai Bambu, CanSino Biologics bekerja sama dengan Beijing Institute of Biotechnology sudah memasuki fase III pengembangan vaksin. Pemerintah China pun sudah menyetujui pengujian vaksin kepada Tentara Pembebasan Rakyat China minggu ini.
The Wall Street Journal melaporkan dua perusahaan pembuat obat asal China akan segera melakukan uji coba fase III di Brasil dan Uni Emirat Arab (UEA).
United Kingdom (Inggris Raya)
Di Inggris Raya, AstraZeneca bekerja sama dengan Universitas Oxford, sudah memasuki fase III pengembangan vaksin. Pimpinan proyek itu, yakni Profesor Sarah Gilbert, mengatakan hasil awal positif.
"Ini adalah sesuatu yang harus kita uji dan ikuti dari waktu ke waktu. Kita tidak tahu sampai kita benar-benar memiliki data. Tetapi kita optimistis berdasarkan studi sebelumnya bahwa kita akan melihat durasi kekebalan yang lebih baik, setidaknya untuk beberapa tahun, dan mungkin lebih baik daripada kekebalan yang didapat secara alami," kata Gilbert.
(miq/miq)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai-Ramai Warga China Buru Vaksin Pfizer Cs ke Luar Negeri