Internasional

WHO Investigasi China, Kirim Tim Selidiki Asal Usul Corona

Lynda Hasibuan, CNBC Indonesia
30 June 2020 10:13
WHO: Covid-19 Masih Merajalela
Foto: WHO: Covid-19 Masih Merajalela

Jakarta, CNBC Indonesia - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) akan mengirim tim ke China minggu depan untuk menyelidiki asal-usul virus corona baru. Ini disampaikan langsung oleh Ketua WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, Senin (29/6/2020).


"Kita bisa melawan virus dengan lebih baik ketika kita mengetahui segalanya tentang virus, termasuk bagaimana virus itu dimulai. Kami akan mengirim tim minggu depan ke China untuk mempersiapkan itu," kata Tedros dikutip dari CNA, Selasa (30/6/2020).



Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump dan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, sama-sama mengatakan penyakit itu berasal dari laboratorium di Wuhan, China. Wuhan sendiri adalah kota di mana virus menyebar pertama kali.

Trump bahkan menyebut virus ini Kung Flu. Ia juga mengumumkan akan membekukan dana dari AS dan keluar dari organisasi itu karena menilai WHO terlalu dekat dengan China.

Pernyataan ini dibantah oleh China. Sementara, para ilmuwan mengatakan virus itu muncul dari binatang yakni kelelawar.



Sementara itu, Tedros kembali memberikan 'warning' soal penyebaran virus corona global. Meski mengakui sejumlah negara membuat prospek signifikan, ia mengatakan 'yang terburuk belum datang'.

"Secara global, pandemi ini masih naik," kata Kepala WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam sebuah konferensi pers virtual, dikutip dari CNBC International.

"Kita ingin ini selesai. Kita ingin dapatkan kembali kehidupan kita. Tetapi realitas terberatnya adalah ini belum juga mendekati akhir."

Covid-19, dari data Universitas Johns Hopkins, menginfeksi 10,1 juta orang di seluruh dunia dan menyebabkan kematian 502 ribu pasien. Sebanyak 60% kasus harian baru datang dari negara-negara Amerika berdasarkan data WHO per Minggu (28/6/2020).

Lebih dari 23% dari 189.077 kasus baru secara global ditemukan di AS. Brasil adalah negara dengan kasus baru terbanyak pada data yang dipaparkan WHO tersebut hari itu.

"Beberapa kasus bangkit lagi di beberapa negara ketika mereka membuka kembali ekonomi dan komunitas mereka," katanya lagi.

"Banyak orang masih rentan. Virus ini memiliki banyak ruang untuk bergerak."

"Hal yang paling penting untuk mengintervensi rantai transmisi adalah bukan teknologi tinggi ... Kuncinya adalah tracing dan karantina kontak. Tes, tes, isolasi dan karantina kasus," katanya.

Di kesempatan yang sama, ia menyinggung kuranganya solidaritas global. Ia menegaskan pemimpin negara perlu berkumpul untuk belajar pengalaman satu sama lain.

"Yang terburuk belum datang," tegasnya.

"Saya meminta maaf untuk mengatakan ini. Tetapi dengan lingkungan dan kondisi seperti ini, kami takut yang terburuk."



(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Minta Maaf & Takut, Ini Peringatan Baru WHO Soal Corona

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular