
Duh! 3 Kapal Perang AS Masuk Pasifik, China Siaga Rudal

Jakarta, CNBC Indonesia - Hubungan Amerika Serikat dan China kembali bersitegang. Tiga kapal induk Angkatan Laut AS yang memasuki Samudra Pasifik menarik reaksi cepat dari China.
Dalam laporan media pemerintah China Global Times, China mengatakan tidak akan mundur untuk membela kepentingannya di wilayah tersebut. Masuknya kapal induk AS disebut merupakan upaya provokasi dan tengah melakukan politik hegemoni.
Pihak China bahkan menyoroti persenjataan militer, seraya menambahkan bahwa Beijing dapat mengadakan latihan dalam menanggapi AS dalam memamerkan senjata. Global Times menyebut salah satunya dengan rudal balistik DF-21D dan DF-26.
Sebelumnya, dari laporan The Associated Press sejak akhir pekan kemarin, 3 kapal induk AS memang diterjunkan ke Pasifik. Kapal tersebut adalah USS Ronald Reagan dan USS Theodore Roosevelt yang berpatroli di Pasifik barat sedangkan USS Nimitz berpatroli di timur.
Menurut siaran pers Angkatan Laut AS, kapal induk itu asing-masing kapal berisi lebih dari 60 pesawat. Ini merupakan penyebaran terbesar kapal induk AS di Pasifik sejak 2017, ketika muncul ketegangan dengan Korea Utara mengenai program senjata nuklir Pyongyang.
"Operator dan kelompok pemogokan kapal induk yang besar adalah simbol fenomenal kekuatan angkatan laut Amerika. Saya benar-benar bersemangat bahwa kita memiliki tiga di antaranya saat ini," Laksamana Muda Stephen Koehler, direktur operasi di Komando Indo-Pasifik di Hawaii dikutip CNN International.
Sebelumnya kedua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu memperdebatkan berbagai hal selain soal klaim China di Laut China Selatan, termasuk soal jaringan 5G sampai soal pandemi COVID-19.
Pekan lalu, sebuah pesawat angkut C-40 Angkatan Laut AS, setara dengan Boeing 737, terbang di atas Taiwan dalam perjalanan ke Thailand. Menurut Angkatan Laut AS, kegiatan tersebut adalah penerbangan logistik rutin.
Namun menurut laporan kantor berita Xinhua, China menyebut penerbangan itu "tindakan melanggar hukum dan provokasi serius."
"Penerbangan yang terlalu tinggi merusak kedaulatan, keamanan, dan kepentingan pembangunan China serta melanggar hukum internasional dan norma-norma dasar yang memandu hubungan internasional," kata Zhu Fenglian, juru bicara Kantor Urusan Dewan Negara Taiwan.
Pada 4 Juni, Angkatan Laut AS mengirim kapal perusak berpeluru kendali melalui Selat Taiwan, yang memisahkan pulau itu dari daratan China.
Pada Laut China Selatan, perairan 1,3 juta mil persegi sebagian besar diklaim Beijing sebagai wilayah kedaulatannya. Namun kapal perang AS telah melakukan banyak kebebasan operasi navigasi di wilayah tersebut tahun ini, dengan pesawat pembom B-1 AS dan pesawat pengintai juga diaktifkan.
(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Waspada Perang! China Panas, Pesawat Tempur AS Masuk Taiwan
