
Sukses Bangun Mega Kilang Malaysia, Ini Bos Baru Petronas!
Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
07 June 2020 17:59

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdana Menteri (PM) Malaysia, Muhyiddin Yassin menunjuk Muhammad Taufik Tengku Aziz sebagai CEO Petronas. Menggantikan Wan Zulkiflee Wan Ariffin yang sebelumnya duduk di kursi tersebut.
Malaysia melakukan perombakan jabatan di beberapa BUMN strategis dalam menghadapi tatanan normal baru. Wan Zulkiflee sendiri digeser dan didapuk sebagai Chairman di perusahaan penerbangan pelat merah, Malaysia Airlines.
Pergantian tampuk pimpinan Petronas yang baru ini diumumkan pada Sabtu kemarin, 6 Juni 2020 dan efektis per 1 Juli 2020. Muhammad Taufik Tengku Aziz, sebelumnya menjabat chief financial officer (CFO) Petronas.
"Saat ekonomi semakin menantang, ada beberapa BUMN perlu diperkuat untuk memenuhi tatanan normal baru dunia," kata Muhyiddin, seperti dilaporkan Bloomberg, dikutip Minggu (7/6/2020).
Ada beberapa pertimbangan perombakan pucuk pimpinan tersebut, pasalnya, ekonomi Malaysia menunjukkan pertumbuhannya yang paling lambat dalam satu dekade terakhir. Pada kuartal kedua, ekonomi Malaysia diperkirakan akan terhantam lebih keras sebagai dampak dari pandemi virus corona.
Apalagi, dampak dari pandemi menyebabkan permintaan dan harga minyak merosot cukup tajam. Sedangkan, pada saat yang sama, Malaysia Airlines juga menghadapi tekanan keuangan cukup berat. Sebelum ada pandemi covid-19, maskapai penerbangan Malaysia ini sudah dilanda krisis berkepanjangan.
Sebagai informasi, Muhammad Taufik duduk sebagai CFO Petronas sejak Oktober 2018. Karier di Petronas terbilang cukup panjang mulai dari tahun 2000 hingga 2012 dengan mengemban sejumlah jabatan strategis, mulai dari audit internal hingga perencanaan strategis.
Sementara itu, Wan Zulkiflee, CEO Petronas sebelumnya melakukan sejumlah terobosan penting di perusahaan pelat merah sehingga bisa menghasilkan keuntungan untuk membayar dividen yang besar kepada pemerintah Malaysia.
Wan Zulkiflee bergabung dengan Petronas pada 1983. Peran penting yang diembannya antara lain CEO unit pemrosesan gas Petronas Gas Bhd daan sebagai kepala operasi Petronas. Dia juga memimpin Petronas untuk bermitra Saudi Aramco, perusahaan minyak nasional Arab Saudi, untuk membangun mega kilang dan kompleks kilang petrokimia di Johor, dekat Singapura.
(gus/gus) Next Article Ketemu Menteri ESDM, Petronas Masuk Bisnis Hilir di RI Lagi?
Malaysia melakukan perombakan jabatan di beberapa BUMN strategis dalam menghadapi tatanan normal baru. Wan Zulkiflee sendiri digeser dan didapuk sebagai Chairman di perusahaan penerbangan pelat merah, Malaysia Airlines.
Pergantian tampuk pimpinan Petronas yang baru ini diumumkan pada Sabtu kemarin, 6 Juni 2020 dan efektis per 1 Juli 2020. Muhammad Taufik Tengku Aziz, sebelumnya menjabat chief financial officer (CFO) Petronas.
Ada beberapa pertimbangan perombakan pucuk pimpinan tersebut, pasalnya, ekonomi Malaysia menunjukkan pertumbuhannya yang paling lambat dalam satu dekade terakhir. Pada kuartal kedua, ekonomi Malaysia diperkirakan akan terhantam lebih keras sebagai dampak dari pandemi virus corona.
Apalagi, dampak dari pandemi menyebabkan permintaan dan harga minyak merosot cukup tajam. Sedangkan, pada saat yang sama, Malaysia Airlines juga menghadapi tekanan keuangan cukup berat. Sebelum ada pandemi covid-19, maskapai penerbangan Malaysia ini sudah dilanda krisis berkepanjangan.
Sebagai informasi, Muhammad Taufik duduk sebagai CFO Petronas sejak Oktober 2018. Karier di Petronas terbilang cukup panjang mulai dari tahun 2000 hingga 2012 dengan mengemban sejumlah jabatan strategis, mulai dari audit internal hingga perencanaan strategis.
Sementara itu, Wan Zulkiflee, CEO Petronas sebelumnya melakukan sejumlah terobosan penting di perusahaan pelat merah sehingga bisa menghasilkan keuntungan untuk membayar dividen yang besar kepada pemerintah Malaysia.
Wan Zulkiflee bergabung dengan Petronas pada 1983. Peran penting yang diembannya antara lain CEO unit pemrosesan gas Petronas Gas Bhd daan sebagai kepala operasi Petronas. Dia juga memimpin Petronas untuk bermitra Saudi Aramco, perusahaan minyak nasional Arab Saudi, untuk membangun mega kilang dan kompleks kilang petrokimia di Johor, dekat Singapura.
(gus/gus) Next Article Ketemu Menteri ESDM, Petronas Masuk Bisnis Hilir di RI Lagi?
Most Popular