Internasional

Episentrum Baru, Kematian COVID-19 di Brasil Tembus 25.000

Thea Fathanah Arbar, CNBC Indonesia
28 May 2020 07:46
Painted wooden crosses lay on the roadside of a new section of the Nossa Senhora Aparecida cemetery in Manaus, Brazil, Saturday, May 16, 2020. The new section was opened last month to cope with a sudden surge in deaths in the city, but most were not tested for COVID-19. (AP Photo/Felipe Dana)
Foto: Kasus Covid-19 di Manaus. Brazil (AP/Felipe Dana)
Jakarta, CNBC IndonesiaBrasil kini menjadi episentrum baru penularan virus corona (COVID-19) di dunia. Pada Rabu (27/5/2020), jumlah kematian akibat virus dengan nama resmi SARS-CoV-2 ini melampaui 25.000 kasus.

Kementerian Kesehatan Brasil mengatakan telah mengkonfirmasi 1.086 kematian baru dalam 24 jam terakhir. Ini merupakan kelima kalinya jumlah korban harian melebihi 1.000 sejak krisis meningkat pekan lalu, di mana angka kematian nasional total berjumlah 25.598 kasus.



Sebagaimana diberitakan AFP, negara berpenduduk 210 juta orang tersebut, menduduki posisi kedua setelah Amerika Serikat dengan memiliki 411.821 kasus terjangkit dan 166.647 pasien berhasil sembuh. Namun para ahli mengatakan dalam pengujiannya, angka sebenarnya bisa jauh lebih tinggi.

Pesatnya penyebaran wabah di Brasil terjadi akibat informasi yang salah. Selain itu, kurangnya pendidikan, tes yang tidak memadai, serta pesan yang salah dari para pemimpin negara itu dalam hal ini Presiden Jair Bolsonaro juga jadi penyebab lain.

Sebelumnya Bolsonaro enggan membuat aturan pencegahan COVID-19 dengan alasan akan berdampak pada perekonomian negara. Bahkan aturan jaga jarak sosial (social distancing) yang diusulkan oleh Menteri Kesehatan Luiz Henrique Mandetta ditolak mentah-mentah.

Bolsonaro bahkan secara terang-terangan mengabaikan aturan itu dengan mengadakan perkumpulan dengan para pendukungnya di jalan-jalan negara itu, sebagaimana dilaporkan The Guardian.

Padahal saat ini lebih dari 20 pejabat utama di pemerintahan Bolsonaro yang dinyatakan positif terinfeksi virus asal Wuhan, China tersebut. Pejabat-pejabat itu termasuk kepala komunikasi Fabio Wajngarten, Menteri Keamanan Nasional Augusto Heleno, dan Juru bicara Presiden Otavio Rego Barros.

Bolsonaro sendiri mengatakan dirinya sudah menjalani tes dan hasilnya negatif. Namun, ia belum secara terbuka merilis hasil tesnya. Hal ini telah mendapat kritik dari media setempat karena alasan kesehatan presiden adalah masalah kepentingan umum.

[Gambas:Video CNBC]





(sef/sef) Next Article Kasus Baru Covid-19 di RI Tiba-tiba Naik, Nyaris Tembus 1.000

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular