
Penumpang KRL Sempat Numpuk di Stasiun Saat Lebaran
Muhammad Choirul Anwar, CNBC Indonesia
26 May 2020 12:44

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Kereta Commuter Indonesia (KCI) memberlakukan operasional KRL secara terbatas selama 2 hari masa Lebaran, 24-25 Mei 2020. Kebijakan operasional terbatas ini justru membuat para penumpang sempat menumpuk di sejumlah stasiun.
Selama 2 hari tersebut, KRL Jabodetabek hanya beroperasi pada jam 05.00-08.00 WIB pada pagi hari. Adapun pada sorenya, jam operasional berlaku pukul 16.00-18.00 WIB. Di luar jam itu, seluruh stasiun ditutup.
"Di awal-awal operasional sore hari, pada dua hari ini masih terdapat antrean pengguna di sejumlah stasiun antara lain Stasiun Angke, Cikarang, dan Karet," kata VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba, dalam keterangan resmi yang dikutip CNBC Indonesia, Selasa (26/5/20).
Menurutnya, antrean terjadi karena para calon penumpang KRL rela menunggu jadwal operasional pertama di sore hari hingga dua jam sebelum keberangkatan pertama.
"Namun antrean ini dapat terurai dalam waktu 10-15 menit. Selanjutnya operasional sore hari berlangsung relatif lancar," katanya.
Pada hari kedua lebaran, KRL melayani sejumlah 91.583 penumpang. Sementara pada hari pertama lebaran pengguna KRL mencapai 60.457. Kendati demikian, angka itu turun signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Pada hari kedua Lebaran tahun 2019 PT KCI melayani 629.983 pengguna dan pada tahun 2018 melayani 749.332 pengguna. Adapun pada hari pertama Lebaran tahun 2018 KRL melayani 575.148 dan pada tahun 2019 melayani 424.834 pengguna.
Dari pantauan PT KCI para pengguna KRL masih didominasi oleh penumpang musiman yang naik KRL berkelompok/ rombongan. Dari rombongan itu, cukup banyak yang membawa anak-anak.
"Situasi ini serupa dengan tahun-tahun sebelumnya pada hari lebaran, sehingga dengan operasional terbatas semakin sedikit pula penumpang musiman yang dilayani," katanya.
Dalam operasional terbatas ini, selama hari pertama dan kedua lebaran ini PT KCI menjalankan 448 jadwal setiap harinya. Dalam perkembangannya, jadwal perjalanan ditambah untuk mengurai penumpang yang menumpuk.
"KCI kemudian juga menambah secara total 18 jadwal kereta tambahan agar physical distancing di dalam kereta dapat terjaga," kata Anne Purba.
(hoi/hoi) Next Article Luhut: Lebih Banyak Rugi Daripada Untung Kalau KRL Disetop!
Selama 2 hari tersebut, KRL Jabodetabek hanya beroperasi pada jam 05.00-08.00 WIB pada pagi hari. Adapun pada sorenya, jam operasional berlaku pukul 16.00-18.00 WIB. Di luar jam itu, seluruh stasiun ditutup.
"Di awal-awal operasional sore hari, pada dua hari ini masih terdapat antrean pengguna di sejumlah stasiun antara lain Stasiun Angke, Cikarang, dan Karet," kata VP Corporate Communications PT KCI, Anne Purba, dalam keterangan resmi yang dikutip CNBC Indonesia, Selasa (26/5/20).
"Namun antrean ini dapat terurai dalam waktu 10-15 menit. Selanjutnya operasional sore hari berlangsung relatif lancar," katanya.
Pada hari kedua lebaran, KRL melayani sejumlah 91.583 penumpang. Sementara pada hari pertama lebaran pengguna KRL mencapai 60.457. Kendati demikian, angka itu turun signifikan dibanding tahun-tahun sebelumnya.
Pada hari kedua Lebaran tahun 2019 PT KCI melayani 629.983 pengguna dan pada tahun 2018 melayani 749.332 pengguna. Adapun pada hari pertama Lebaran tahun 2018 KRL melayani 575.148 dan pada tahun 2019 melayani 424.834 pengguna.
Dari pantauan PT KCI para pengguna KRL masih didominasi oleh penumpang musiman yang naik KRL berkelompok/ rombongan. Dari rombongan itu, cukup banyak yang membawa anak-anak.
"Situasi ini serupa dengan tahun-tahun sebelumnya pada hari lebaran, sehingga dengan operasional terbatas semakin sedikit pula penumpang musiman yang dilayani," katanya.
Dalam operasional terbatas ini, selama hari pertama dan kedua lebaran ini PT KCI menjalankan 448 jadwal setiap harinya. Dalam perkembangannya, jadwal perjalanan ditambah untuk mengurai penumpang yang menumpuk.
"KCI kemudian juga menambah secara total 18 jadwal kereta tambahan agar physical distancing di dalam kereta dapat terjaga," kata Anne Purba.
(hoi/hoi) Next Article Luhut: Lebih Banyak Rugi Daripada Untung Kalau KRL Disetop!
Most Popular