
Pastor kepada Trump: Tak Perlu Buka Gereja Buat Buktikan Iman
Lidya Julita Sembiring, CNBC Indonesia
24 May 2020 12:35

Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden AS Donald Trump pada akhir pekan lalu mengatakan ingin segera kembali membuka rumah ibadah seperti gereja hingga masjid di negaranya. Hal ini karena penyebaran Covid-19 di AS menunjukkan tren menurun.
"Para gubernur perlu melakukan hal yang benar dan membiarkan tempat-tempat iman (ibadah) yang sangat penting ini terbuka sekarang, akhir pekan ini," ujar Trump yang dikutip dari CNN World, Minggu (24/5/2020).
Salah satu pendeta Katolik Roma yang saat ini melayani di Komunitas Passionis, New York mengatakan tidak melihat adanya logika dari perkataan Trump tersebut. Menurutnya, tidak perlu membuka gereja untuk membuktikan iman seseorang terutama saat masa pandemi Covid-19 ini.
"Presiden Trump menginginkan para gubernur untuk "mengizinkan gereja dan tempat ibadah dibuka sekarang." Itu akan bodoh dan berbahaya. Saya tidak melihat ada logika disana. Membuka tempat-tempat keagamaan adalah argumen yang keliru yang berpotensi menyebabkan kerusakan fisik dan, dalam kasus terburuk, kematian," kata dia.
Ia menjelaskan, selama masa pandemi ini seluruh kegiatan persekutuan dan kegiatan berdoa bersama masih tetap dilakukan secara virtual dan tidak mengurangi maknanya sama sekali. Perbedaannya hanya pada tidak bertemu secara fisik.
"Saya telah berdoa dengan orang-orang melalui FaceTime dan Zoom. Saya bahkan mendengar pengakuan di tempat parkir supermarket," jelasnya.
Lanjutnya, semua imam (pendoa) menginginkan agar tempat ibadah segera dibuka tapi bukan sekarang saat pandemi ini masih tersebar. Membuka bisa dilakukan setelah keadaan kembali normal sehingga tidak akan membahayakan banyak orang.
Sebab, ia menilai membuka rumah ibadah saat ini akan membahayakan umat karena berkumpul bersama dalam kelompok besar untuk melakukan misa atau layanan keagamaan seperti biasanya. Itu akan membuat penularan semakin luas.
"Kita semua ingin dapat membuka gereja dan tempat ibadah sepenuhnya sehingga mereka yang ingin berkumpul dalam persekutuan fisik dapat melakukannya lagi. Namun, ini harus dilakukan secara bertahap dan dengan sangat hati-hati. Dokter dan ahli kesehatan harus menjadi panduan utama kami di sini, dan para pemimpin agama harus mengikuti panduan mereka dengan kepatuhan," tegasnya.
(dob/dob) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
"Para gubernur perlu melakukan hal yang benar dan membiarkan tempat-tempat iman (ibadah) yang sangat penting ini terbuka sekarang, akhir pekan ini," ujar Trump yang dikutip dari CNN World, Minggu (24/5/2020).
Salah satu pendeta Katolik Roma yang saat ini melayani di Komunitas Passionis, New York mengatakan tidak melihat adanya logika dari perkataan Trump tersebut. Menurutnya, tidak perlu membuka gereja untuk membuktikan iman seseorang terutama saat masa pandemi Covid-19 ini.
Ia menjelaskan, selama masa pandemi ini seluruh kegiatan persekutuan dan kegiatan berdoa bersama masih tetap dilakukan secara virtual dan tidak mengurangi maknanya sama sekali. Perbedaannya hanya pada tidak bertemu secara fisik.
"Saya telah berdoa dengan orang-orang melalui FaceTime dan Zoom. Saya bahkan mendengar pengakuan di tempat parkir supermarket," jelasnya.
Lanjutnya, semua imam (pendoa) menginginkan agar tempat ibadah segera dibuka tapi bukan sekarang saat pandemi ini masih tersebar. Membuka bisa dilakukan setelah keadaan kembali normal sehingga tidak akan membahayakan banyak orang.
Sebab, ia menilai membuka rumah ibadah saat ini akan membahayakan umat karena berkumpul bersama dalam kelompok besar untuk melakukan misa atau layanan keagamaan seperti biasanya. Itu akan membuat penularan semakin luas.
"Kita semua ingin dapat membuka gereja dan tempat ibadah sepenuhnya sehingga mereka yang ingin berkumpul dalam persekutuan fisik dapat melakukannya lagi. Namun, ini harus dilakukan secara bertahap dan dengan sangat hati-hati. Dokter dan ahli kesehatan harus menjadi panduan utama kami di sini, dan para pemimpin agama harus mengikuti panduan mereka dengan kepatuhan," tegasnya.
(dob/dob) Next Article Kasus Harian Covid di Indonesia Meroket, Tambah 802 Hari ini
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular