
Konsumsi Listrik 2019 Melambat, Laba PLN Terdampak

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah perlambatan pertumbuhan konsumsi listrik sepanjang tahun lalu akibat perang dagang, PT PLN (Persero) masih menorehkan laba bersih berkat kuatnya dukungan pemerintah dan menurunkan konsumsi minyak dalam pembangkitan listrik.
Perusahaan pelat merah ini pada 2019 meraih laba bersih Rp 4,32 triliun, atau turun 62,69% dari periode sebelumnya. Penurunan ini mengonfirmasi data Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang mencatat konsumsi listrik nasional tahun lalu tumbuh hanya 1,9%.
// ]]>
Ini merupakan tingkat pertumbuhan konsumsi terendah dalam setidaknya lima tahun mundur. Konsumsi melambat di tengah turunnya konsumsi listrik industri akibat perang dagang Amerika Serikat (AS) dan China yang memicu perlambatan ekonomi dunia pada 2019.
Harap diingat, perang dagang telah memicu perlambatan di setidaknya 70 negara tujuan ekspor Indonesia pada tahun lalu, mengacu pada data PT Bank Mandiri Tbk. Hal ini pun menekan kinerja manufaktur dan industri nasional sehingga menekan tingkat operasi mereka.
Sebagai gambaran, per semester I-2019, konsumsi listrik industri besar pada tegangan tinggi (30.000 kilovolt ampere/kVA), alias pelanggan golongan I-4, turun 4,58% ke 396.131 kWh/pelanggan/hari. Pada Juni 2018, konsumsi di golongan itu mencapai 426.367 kWh/pelanggan/hari.
Di tengah situasi demikian, PLN masih berhasil membukukan peningkatan pendapatan usaha, yakni sebesar 4,67% mencapai Rp 285,64 triliun. Penjualan tenaga listrik meningkat 4,78% atau sekitar Rp 12 triliun, dari Rp 263,48 triliun (2018) menjadi Rp 276,1 triliun.
Kenaikan ini disumbangkan oleh semua lini, baik dari pengguna listrik instansi pemerintah, BUMN, TNI/Polri, maupun masyarakat umum masing-masing sebesar 5,3%, 3,6%, 7,7% dan 4,7%.
Namun demikian, nilai pendapatan dari penyambungan pelanggan turun 5,5% menjadi Rp 6,9 triliun, yang mengindikasikan jumlah pelanggan listrik baru secara nasional pada tahun lalu cenderung turun. Ini bukan kabar bagus bagi PLN yang pertumbuhan pemasukannya ke depan dipengaruhi jumlah sambungan baru.