
Sri Mulyani Ungkap Lagi Skenario Sangat Berat PDB RI -0,4%!
Lidya Julita Sembiring & Cantika Adinda Putri, CNBC Indonesia
18 May 2020 14:48

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah saat ini masih menggunakan skenario berat dan sangat berat dalam memproyeksikan pertumbuhan ekonomi di tahun 2020.
Melihat angka-angka yang terjadi pada kuartal I-2020, di mana semua sektor, baik itu konsumsi dan investasi merosot tajam jika dibandingkan dengan kuartal I-2019. Oleh karena itu, tidak heran, kata Sri Mulyani akan menekan pertumbuhan ekonomi di tahun ini secara keseluruhan.
Sri Mulyani merinci, pada kuartal I-2020, pandemi Covid-19 sudah memberikan pukulan dari sisi konsumsi, di mana pada kuartal I-2020 hanya tumbuh 2,7%,. Sementara jika dibandingkan tahun lalu atau kuartal I-2019, konsumsi Indonesia bisa menyentuh 5,3%.
Sementara dari sisi investasi, pada kuartal I-2020, Indonesia hanya bisa menyentuh 1,7%. Sedangkan di tahun lalu dengan periode yang sama, investasi bisa tumbuh di atas 5%.
"Dengan skenario berat, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 2,3% dan dengan skenario sangat berat bisa menyentuh minus 0,4%," kata Sri Mulyani dalam video conference, Senin (18/5/2020).
Merosotnya pertumbuhan ekonomi di tahun ini, kata Sri Mulyani, tentu akan menembah angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.
Dlam skenario berat, di mana pertumbuhan ekonomi bisa menyentuh 2,3%, maka akan ada penambahan angka kemiskinan sebesar 1,89 juta orang dan pengangguran 2,92 juta orang.
Sementara dalam skenario sangat berat, angka kemiskinan akan menambah 4,86 juta orang dan angka pengangguran baru bisa bertambah 5,23 juta rang
"Dengan dampak tersebut, pemerintah mendesain langkah kebijakan penanganan dan pemulihan ekonomi yang diarahkan pada kebaikan di sisi demand [permintaan]," kata Sri Mulyani.
(miq/miq) Next Article Sri Mulyani: Virus Corona Kendala Pemulihan Ekonomi Global
Melihat angka-angka yang terjadi pada kuartal I-2020, di mana semua sektor, baik itu konsumsi dan investasi merosot tajam jika dibandingkan dengan kuartal I-2019. Oleh karena itu, tidak heran, kata Sri Mulyani akan menekan pertumbuhan ekonomi di tahun ini secara keseluruhan.
Sri Mulyani merinci, pada kuartal I-2020, pandemi Covid-19 sudah memberikan pukulan dari sisi konsumsi, di mana pada kuartal I-2020 hanya tumbuh 2,7%,. Sementara jika dibandingkan tahun lalu atau kuartal I-2019, konsumsi Indonesia bisa menyentuh 5,3%.
"Dengan skenario berat, pertumbuhan ekonomi bisa mencapai 2,3% dan dengan skenario sangat berat bisa menyentuh minus 0,4%," kata Sri Mulyani dalam video conference, Senin (18/5/2020).
Merosotnya pertumbuhan ekonomi di tahun ini, kata Sri Mulyani, tentu akan menembah angka kemiskinan dan pengangguran di Indonesia.
Dlam skenario berat, di mana pertumbuhan ekonomi bisa menyentuh 2,3%, maka akan ada penambahan angka kemiskinan sebesar 1,89 juta orang dan pengangguran 2,92 juta orang.
Sementara dalam skenario sangat berat, angka kemiskinan akan menambah 4,86 juta orang dan angka pengangguran baru bisa bertambah 5,23 juta rang
"Dengan dampak tersebut, pemerintah mendesain langkah kebijakan penanganan dan pemulihan ekonomi yang diarahkan pada kebaikan di sisi demand [permintaan]," kata Sri Mulyani.
(miq/miq) Next Article Sri Mulyani: Virus Corona Kendala Pemulihan Ekonomi Global
Most Popular